Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Bank Jateng untuk memberdayakan warga sekitar Rawa Pening, Kabupaten Semarang, dalam mengolah gulma eceng gondok menjadi bio briket dan paving blok.
Pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan dengan memberikan pelatihan dan bantuan alat pengolahan eceng gondok menjadi bio briket dan paving blok.
"Selamat kepada warga di sekitar Rawa Pening. Biar tidak pening terus, harus kita bantu. Ini bentuk upaya memberdayakan masyarakat," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, saat penyerahan bantuan di kawasan Rawa Pening, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Senin.
Diakuinya, Rawa Pening saat ini telah menghadapi beberapa masalah, salah satunya adalah pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat.
Hasil penelitian tahun 2021 menyebutkan pertumbuhan eceng gondok mencapai 1 meter persegi dalam jangka waktu 21-28 hari.
Upaya pembersihan sudah dilakukan sejak tahun 2020 oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana dan TNI.
Pada 2020, dilakukan pembersihan Rawa Pening dari eceng gondok seluas 550 hektare, tahun 2021 seluas 450 ha, tahun 2022 seluas 200 ha, tahun 2023 seluas 130 ha, dan tahun 2024 seluas 263,5 ha.
Masyarakat sekitar selama ini juga sudah memanfaatkan eceng gondok untuk berbagai kerajinan, mulai tas, tempat tisu, meja-kursi dan lainnya, bahkan beberapa kerajinan sudah masuk pasar ekspor.
Namun, kata dia, pertumbuhan yang cepat eceng gondok tetap meninggalkan permasalahan sehingga butuh inovasi baru untuk memanfaatkan.
"Adanya paving blok dan bio briket dari enceng gondok ini suatu kreativitas yang patut disyukuri. Saya harap kalau bisa lebih banyak (menggunakan meterial eceng gondok) itu akan lebih bagus," katanya.
Menurut dia, keterlibatan Fakultas Teknik UNS dan Bank Jateng dalam memberikan pelatihan pembuatan bio briket dan paving block itu sangat bagus, sebagai bagian dari kerja sama yang dijalin oleh Pemprov Jateng dengan UNS.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Internasionalisasi, dan Informasi UNS Irwan Trinugroho mengatakan bahwa program tersebut merupakan salah satu turunan dari nota kesepahaman (MoU) yang sudah ditandatangani antara Rektor UNS dan Pemprov Jateng.
"MoU dengan Pemprov Jateng secara general, kemudian dari situ diturunkan menjadi beberapa perjanjian kerja sama, salah satunya adalah ini. Sinergi untuk pemberdayaan Rawa Pening. Programnya pemberian pelatihan dari eceng gondok menjadi bio briket dan paving blok," katanya.
Irwan menjelaskan bahwa potensi eceng gondok di Rawa Pening sangat besar untuk diolah dari gulma menjadi barang serbaguna, apalagi bahan baku enceng gondok di Rawa Pening melimpah sehingga masyarakat bisa mengambilnya tanpa biaya.
"Kalau kemudian bisa diproduksi secara massal, bisa diproduksi menjadi sumber pendapatan masyarakat di sekitar Rawa Pening," katanya.
Baca juga: Anak pengayuh becak jadi wisudawan terbaik UIN Walisongo Semarang

