Unnes tambah 13 guru besar baru
Semarang (ANTARA) - Universitas Negeri Semarang (Unnes) menambah sebanyak 13 guru besar baru dalam berbagai bidang keilmuan sehingga semakin memperkaya khasanah ilmu di perguruan tinggi negeri tersebut.
Rektor Unnes Prof S Martono di Semarang, Selasa, mengatakan bahwa pengukuhan 13 guru besar itu merupakan momentum bersejarah bagi Unnes.
"Ini momentum bersejarah. Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga pengakuan dedikasi, kerja keras, dan komitmen di bidang pendidikan," katanya saat pengukuhan 13 guru besar tersebut.
Pengukuhan ke-13 guru besar Unnes tersebut berlangsung di Auditorium Unnes Semarang, dilakukan oleh Rektor Unnes dan dihadiri para keluarga, kolega, dan pejabat terkait.
Ia menyebutkan bahwa Unnes saat ini memiliki 1.364 dosen, dan 142 orang di antaranya telah menyandang status sebagai guru besar atau sekitar 10,4 persen, termasuk yang baru saja dikukuhkan.
"Ini memperkuat komitmen dan menunjukkan kecemerlangan Unnes sehingga mereka dituntut berinovasi dan beradaptasi," katanya.
Menurut dia para guru besar tersebut diharapkan mampu memajukan pendidikan di Indonesia dengan cara membimbing generasi penerus dan menginspirasi mahasiswa untuk berpikir kritis, inovatif, dan kreatif.
"Kami berharap (guru besar, red.) terus bertambah. Setiap bulan ada profesor baru yang menunjukkan kualitas SDM yang dimiliki Unnes. Sekarang masih menunggu empat guru besar yang belum dikukuhkan," katanya.
Menurut dia, profesor sangat berperan besar dalam memajukan perguruan tinggi yang bukan hanya menjadi pengajar, peneliti, maupun inovator, tetapi berkolaborasi langsung pada pengembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, guru besar juga berkewajiban mengajarkan nilai etika dan membentuk karakter sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademis, melainkan juga peduli kepada masyarakat.
"Jadi, tidak hanya menerima gelar, tapi juga memiliki tanggung jawab besar menjadi teladan kontribusi nyata pengembangan iptek dan membangun karakter mahasiswa berintegritas," kata Martono.
Ke-13 guru besar tersebut yakni Prof. Dr. Endang Susilaningsih, M.S, profesor bidang ilmu metodologi pembelajaran dan asesmen, Prof. Puji Astuti, Ph.D, profesor bidang cooperative learning in english language teaching, Prof. Dr. Rofi Wahanisa, M.H, profesor bidang politik hukum agraria, Prof. Dr. Yusro Edy Nugroho, M.Hum, profesor bidang filologi atau teks dan naskah kuno, Prof. Sri Kadarwati, Ph.D, profesor bidang material katalis, dan Prof. Dr. Thriwaty Arsal, M.Si, profesor bidang sosiologi pedesaan.
Kemudian Prof. Dr. Sunarto, M.Hum, profesor bidang estetika musik, Prof. Dr. Rini Kusumawardani, M.T., M.Sc, profesor bidang rekayasa geoteknik kegempaan, Prof. Sri Sumartiningsih, Ph.D, profesor bidang fisiologi olahraga, Prof. Arif Purnomo, M.Pd, profesor bidang filsafat pendidikan IPS, Prof. Dr. Awalya, M.Pd., Kons, profesor bidang manajemen bimbingan dan konseling, Prof. Dr. Mahardika Prasetya Aji, M.Si, profesor bidang fisika nanomaterial, serta Prof. Dr. Nina Oktarina, M.Pd yang merupakan profesor bidang manajemen pendidikan administrasi perkantoran.
Baca juga: Kapolrestabes Semarang siap tanggung jawab kasus penembakan siswa SMK
Rektor Unnes Prof S Martono di Semarang, Selasa, mengatakan bahwa pengukuhan 13 guru besar itu merupakan momentum bersejarah bagi Unnes.
"Ini momentum bersejarah. Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga pengakuan dedikasi, kerja keras, dan komitmen di bidang pendidikan," katanya saat pengukuhan 13 guru besar tersebut.
Pengukuhan ke-13 guru besar Unnes tersebut berlangsung di Auditorium Unnes Semarang, dilakukan oleh Rektor Unnes dan dihadiri para keluarga, kolega, dan pejabat terkait.
Ia menyebutkan bahwa Unnes saat ini memiliki 1.364 dosen, dan 142 orang di antaranya telah menyandang status sebagai guru besar atau sekitar 10,4 persen, termasuk yang baru saja dikukuhkan.
"Ini memperkuat komitmen dan menunjukkan kecemerlangan Unnes sehingga mereka dituntut berinovasi dan beradaptasi," katanya.
Menurut dia para guru besar tersebut diharapkan mampu memajukan pendidikan di Indonesia dengan cara membimbing generasi penerus dan menginspirasi mahasiswa untuk berpikir kritis, inovatif, dan kreatif.
"Kami berharap (guru besar, red.) terus bertambah. Setiap bulan ada profesor baru yang menunjukkan kualitas SDM yang dimiliki Unnes. Sekarang masih menunggu empat guru besar yang belum dikukuhkan," katanya.
Menurut dia, profesor sangat berperan besar dalam memajukan perguruan tinggi yang bukan hanya menjadi pengajar, peneliti, maupun inovator, tetapi berkolaborasi langsung pada pengembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, guru besar juga berkewajiban mengajarkan nilai etika dan membentuk karakter sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademis, melainkan juga peduli kepada masyarakat.
"Jadi, tidak hanya menerima gelar, tapi juga memiliki tanggung jawab besar menjadi teladan kontribusi nyata pengembangan iptek dan membangun karakter mahasiswa berintegritas," kata Martono.
Ke-13 guru besar tersebut yakni Prof. Dr. Endang Susilaningsih, M.S, profesor bidang ilmu metodologi pembelajaran dan asesmen, Prof. Puji Astuti, Ph.D, profesor bidang cooperative learning in english language teaching, Prof. Dr. Rofi Wahanisa, M.H, profesor bidang politik hukum agraria, Prof. Dr. Yusro Edy Nugroho, M.Hum, profesor bidang filologi atau teks dan naskah kuno, Prof. Sri Kadarwati, Ph.D, profesor bidang material katalis, dan Prof. Dr. Thriwaty Arsal, M.Si, profesor bidang sosiologi pedesaan.
Kemudian Prof. Dr. Sunarto, M.Hum, profesor bidang estetika musik, Prof. Dr. Rini Kusumawardani, M.T., M.Sc, profesor bidang rekayasa geoteknik kegempaan, Prof. Sri Sumartiningsih, Ph.D, profesor bidang fisiologi olahraga, Prof. Arif Purnomo, M.Pd, profesor bidang filsafat pendidikan IPS, Prof. Dr. Awalya, M.Pd., Kons, profesor bidang manajemen bimbingan dan konseling, Prof. Dr. Mahardika Prasetya Aji, M.Si, profesor bidang fisika nanomaterial, serta Prof. Dr. Nina Oktarina, M.Pd yang merupakan profesor bidang manajemen pendidikan administrasi perkantoran.
Baca juga: Kapolrestabes Semarang siap tanggung jawab kasus penembakan siswa SMK