Warga dilarang masuk dalam radius 2,5 kilometer dari kawah Gunung Karangetang
Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian ESDM melarang warga memasuki radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah utama Gunung Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahaya, masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas masih pada level III atau Siaga," sebut Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto dalam evaluasi mingguan Gunung Karangetang yang dibagikan Pos PGA Karangetang di Manado, Rabu.
Selain itu masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki, tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara.
Rekomendasi lainnya, masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Karangetang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang," ajaknya.
Badan Geologi juga berharap masyarakat tetap tenang, tidak terpancing berita bohong tentang erupsi Karangetang, serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.
Pemerintah daerah diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Karangetang atau PVMBG Bandung.
Masyarakat maupun BNPB, BPBD Sulawesi Utara, BPBD Kabupaten Sitaro, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Karangetang setiap saat melalui aplikasi Magma Indonesia.
Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang menjadi Siaga pada 8 Februari 2023 setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Dua bulan lebih berselang, pada 26 April 2023 statusnya turun menjadi waspada level II, tak berselang sebulan pada 19 Mei 2023 kembali menaikkan statusnya menjadi siaga level III.
Baca juga: Luncuran lava pijar Gunung Api Karangetang capai 1.500 meter
"Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahaya, masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas masih pada level III atau Siaga," sebut Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto dalam evaluasi mingguan Gunung Karangetang yang dibagikan Pos PGA Karangetang di Manado, Rabu.
Selain itu masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki, tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara.
Rekomendasi lainnya, masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Karangetang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang," ajaknya.
Badan Geologi juga berharap masyarakat tetap tenang, tidak terpancing berita bohong tentang erupsi Karangetang, serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.
Pemerintah daerah diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Karangetang atau PVMBG Bandung.
Masyarakat maupun BNPB, BPBD Sulawesi Utara, BPBD Kabupaten Sitaro, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Karangetang setiap saat melalui aplikasi Magma Indonesia.
Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang menjadi Siaga pada 8 Februari 2023 setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Dua bulan lebih berselang, pada 26 April 2023 statusnya turun menjadi waspada level II, tak berselang sebulan pada 19 Mei 2023 kembali menaikkan statusnya menjadi siaga level III.
Baca juga: Luncuran lava pijar Gunung Api Karangetang capai 1.500 meter