Sambut Ramadhan, ratusan siswa Boyolali bawa wayang kulit gelar kirab
Boyolali (ANTARA) - Ratusan siswa Sanggar Sedulur Ki Wartoyo Langgeng (SKWL) Nusantara, MI dan BA Grinting menggelar kirab dengan membawa wayang kulit mengajak masyarakat bergembira menyambut Ramadhan 1444 Hijriah keliling di Desa Tegalsari Kecamatan Nogosari Boyolali, Jawa Tengah, Selasa.
Ratusan siswa dan masyarakat tersebut kirab mengelilingi desa dengan menunjukkan wayang kulit dan spanduk ajakan kepada warga agar menyambut kegembiraan datang bulan Ramadhan sehingga dalam menjalankan ibadah puasanya indah dan khusuk.
Menurut Pemimpin Sanggar SKWL Nusantara Boyolali Ki Gondo Wartoyo sebanyak 300 siswa yang ikut kirab budaya menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan dengan membawa 144 jenis wayang kulit atau menggambarkan Ramadhan 1444 Hijriah.
Sebanyak 300 siswa tersebut dari Sangggar SKWL, MI, dan BA Grinting bersama masyarakat kirab membawa wayang tersebut dengan tujuan agar anak-anak sebagai generasi penerus paham kalau ajaran Agama Islam di Pulau Jawa salah satunya dakwahnya melalui wayang kulit oleh Sunan Kalijogo.
"Kami berharap dengan kirab wayang kulit menyambut Ramadhan, anak-anak tidak lupa budaya adi luhung yakni wayang kulit dan begitu juga tata moral budaya kita ke depan bisa aktif dan khusuk dalam menjalankan ibadah puasa," katanya.
Narujan Nurrahman, salah satu Guru MI Grinting Nogosari mengatakan siswa BA dan MI Grinting menggelar kirab menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan. Dengan adanya kirab ini, anak-anak diharapkan bisa memahami apa artinya puasa dengan persiapan ibadah selama bulan Ramadhan. Sehingga, anak itu betul-betul siap untuk melaksanakan ibadah pada Bulan Ramadhan ini.
Pada kegiatan kirab siswa selain membawa poster ajaknya menyambut Bulan Suci Ramadhan untuk berpuasa dan membawa wayang kulit. Jadi memang tokoh pewayangan itu, ada watak-watak yang baik, seperti Pandawa mempunyai watak jujur, disiplin, dan bijaksana serta dalam perjuangan juga pantang menyerah. Sehingga, menjadi contoh atau bekal anak-anak selama ibadah di Bulan Ramadhan.
Kegiatan itu, dilanjutkan dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan. Anak-anak agar memahami indahnya kebersamaan, apalagi pada Ramadhan dibutuhkan kerja sama antara umat Islam sehingga selama menjalankan ibadah puasa betul-betul nikmat.
Kegiatan kirab setiap tahun digelar agar warga mengetahui adanya tamu agung menyambut Bulan Suci dengan mengajak mereka menyambut kegembiraan datangnya Ramadhan.
Ratusan siswa dan masyarakat tersebut kirab mengelilingi desa dengan menunjukkan wayang kulit dan spanduk ajakan kepada warga agar menyambut kegembiraan datang bulan Ramadhan sehingga dalam menjalankan ibadah puasanya indah dan khusuk.
Menurut Pemimpin Sanggar SKWL Nusantara Boyolali Ki Gondo Wartoyo sebanyak 300 siswa yang ikut kirab budaya menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan dengan membawa 144 jenis wayang kulit atau menggambarkan Ramadhan 1444 Hijriah.
Sebanyak 300 siswa tersebut dari Sangggar SKWL, MI, dan BA Grinting bersama masyarakat kirab membawa wayang tersebut dengan tujuan agar anak-anak sebagai generasi penerus paham kalau ajaran Agama Islam di Pulau Jawa salah satunya dakwahnya melalui wayang kulit oleh Sunan Kalijogo.
"Kami berharap dengan kirab wayang kulit menyambut Ramadhan, anak-anak tidak lupa budaya adi luhung yakni wayang kulit dan begitu juga tata moral budaya kita ke depan bisa aktif dan khusuk dalam menjalankan ibadah puasa," katanya.
Narujan Nurrahman, salah satu Guru MI Grinting Nogosari mengatakan siswa BA dan MI Grinting menggelar kirab menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan. Dengan adanya kirab ini, anak-anak diharapkan bisa memahami apa artinya puasa dengan persiapan ibadah selama bulan Ramadhan. Sehingga, anak itu betul-betul siap untuk melaksanakan ibadah pada Bulan Ramadhan ini.
Pada kegiatan kirab siswa selain membawa poster ajaknya menyambut Bulan Suci Ramadhan untuk berpuasa dan membawa wayang kulit. Jadi memang tokoh pewayangan itu, ada watak-watak yang baik, seperti Pandawa mempunyai watak jujur, disiplin, dan bijaksana serta dalam perjuangan juga pantang menyerah. Sehingga, menjadi contoh atau bekal anak-anak selama ibadah di Bulan Ramadhan.
Kegiatan itu, dilanjutkan dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan. Anak-anak agar memahami indahnya kebersamaan, apalagi pada Ramadhan dibutuhkan kerja sama antara umat Islam sehingga selama menjalankan ibadah puasa betul-betul nikmat.
Kegiatan kirab setiap tahun digelar agar warga mengetahui adanya tamu agung menyambut Bulan Suci dengan mengajak mereka menyambut kegembiraan datangnya Ramadhan.