Semarang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Semarang mengimbau para peternak unggas untuk mewaspadai penyebaran flu burung dengan melakukan perawatan dan pembersihan area kandang secara rutin.
Kepala Dinkes Kota Semarang dr Abdul Hakam, di Semarang, Kamis, menyebutkan sejauh ini belum ada temuan kasus flu burung di wilayah tersebut, termasuk penularannya terhadap manusia.
Diakuinya, beberapa waktu lalu sempat ada laporan kematian unggas di wilayah Gayamsari dan Semarang bagian atas, namun hasilnya negatif flu burung setelah dilakukan pemeriksaan pada ternak dan orang di sekitar kandang.
Meski demikian, Hakam meminta masyarakat, terutama yang memelihara unggas untuk melakukan antisipasi atau pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang dan melihat kondisi ternak.
Jika unggas terindikasi sakit misalnya, ia meminta untuk segera dilakukan tindakan, di antaranya memisahkan kandang unggas yang sehat dengan yang sakit hingga benar-benar sembuh.
Menurut dia, peternak juga harus melaporkan kepada Dinas Peternakan yang selanjutnya diteruskan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan skrining terhadap peternak dan orang-orang yang melakukan kontak dengan unggas.
Ia mengatakan seandainya ada masyarakat yang mengalami gejala flu, seperti batuk dan pilek untuk menggunakan masker sebagai benteng pertama agar tidak menularkan kepada orang lain.
Setelah itu, kata Hakam, harus dilakukan pemeriksaan dan membawa ke fasilitas kesehatan agar mendapat penanganan lebih lanjut.
"Flu burung ini hampir sama dengan flu biasa maupun COVID-19. Jadi, awalnya hanya batuk pilek biasa. Tapi, jika infeksinya sudah turun ke paru-paru maka mengakibatkan sesak nafas karena yang diserang adalah saluran pernafasan," jelasnya.
Saat ini, kata dia, jika ada pasien batuk pilek yang melakukan pemeriksaan di puskesmas maka akan dilakukan pengecekan secara acak untuk mewaspadai flu burung.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mewaspadai kecenderungan Flu Burung clade baru 2.3.4.4b menginfeksi manusia, usai temuan kasus yang menyerang unggas di salah satu peternakan di Kalimantan Selatan.
Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang ditetapkan pada 24 Februari 2023.
Edaran tersebut meminta Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota, dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk berkoordinasi dan kerja sama dengan instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan serta sektor terkait lainnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia.
Pemda juga diminta menyiapkan fasilitas kesehatan untuk penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, serta meningkatkan kapasitas labkesmas untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung.
Baca juga: Dinkes Boyolali imbau warga waspadai batuk-flu dampak cuaca ekstrem
Berita Terkait
890 penderita HIV/AIDS ditemukan Dinkes Temanggung
Rabu, 11 Desember 2024 15:06 Wib
Menkes sebut TBC gampang diobati
Minggu, 8 Desember 2024 18:16 Wib
Dinkes Blora rutin survei migrasi penduduk antisipasi malaria
Selasa, 26 November 2024 16:29 Wib
Dinkes Boyolali: Kasus DBD pada November mulai menurun
Senin, 25 November 2024 8:53 Wib
Dinkes Blora gencar tes HIV kelompok rentan cegah penyebaran
Minggu, 24 November 2024 5:43 Wib
Dinkes Blora catat temuan tuberculosis mencapai 1.218 kasus
Jumat, 22 November 2024 14:43 Wib
Rutan-Dinkes Pekalongan skrining penyakit paru para pegawai dan WBP
Jumat, 22 November 2024 13:06 Wib
Dinkes Kudus ajak masyarakat galakkan PSN untuk cegah DBD
Jumat, 15 November 2024 16:27 Wib