Cilacap (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memastikan ketersediaan dan ketahanan pangan di wilayah itu tetap terjaga karena masa panen terus berkelanjutan sehingga surplus beras mencapai 298 ribu ton hingga September 2022.
"Saat ini sebagian area persawahan di Cilacap telah memasuki musim tanam pertama periode Oktober 2022-Maret 2023, namun ada juga yang mendekati masa panen," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Mlati Asih Budiarti di Cilacap, Selasa.
Menurut dia, hal itu disebabkan area persawahan di Kabupaten Cilacap ada yang sudah mulai ditanami padi, ada yang tanamannya sedang dalam masa vegetatif, dan ada pula yang siap panen.
Dari total luas lahan sawah di Kabupaten Cilacap yang mencapai 64.744 hektare, kata dia, pada musim tanam pertama masih ada sekitar 6.000 hektare sawah yang tanaman padinya siap panen.
Kendati demikian, dia mengakui tingginya curah hujan yang terjadi sejak tanggal 7 Oktober 2022 telah berdampak banjir di sejumlah area persawahan, terutama di Kecamatan Kawunganten dan Patimuan.
"Berdasarkan data sementara tercatat tanaman padi seluas 1.627 hektare terkena banjir. Dari luasan sawah yang terkena banjir tersebut, 846 hektare diantaranya merupakan tanaman padi siap panen," jelasnya.
Dia mengharapkan tanaman padi siap panen yang terkena banjir itu masih bisa diselamatkan, sehingga tidak sampai puso. Menurut dia, banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan sejak tanggal 7 Oktober itu juga berdampak terhadap 150 hektare tanaman jagung.
"Kelihatannya tanaman jagung itu puso karena baru tanam," katanya.
Terkait dengan ketahanan pangan, Mlati mengatakan berdasarkan hitungan, Kabupaten Cilacap hingga September 2022 sudah surplus beras, meskipun selama tahun 2022 mengalami dua kali banjir dan terdapat sekitar 249 hektare tanaman padi yang puso.
Dalam hal ini, kata dia, surplus beras di Kabupaten Cilacap hingga September 2022 tercatat mencapai kisaran 298 ribu ton. Dia mengaku optimistis target surplus beras tahun 2022 sebesar 358.650 ton dapat tercapai.
"Paling tidak mendekati target karena biasanya surplusnya 350 ribuan ton," kata Mlati.
Dia mengharapkan tanaman padi seluas 6.000 hektare itu bisa dipanen semua pada Oktober, sehingga dapat menambah surplus beras di Kabupaten Cilacap.