Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta hingga saat ini masih melakukan efisiensi untuk menghadapi rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 pada akhir tahun ini.
"Setelah pandemi ini kami melakukan efisiensi, yang biasanya (biaya operasional, red.) Rp550 juta/bulan saat ini kami bisa efisienkan menjadi Rp330 juta/bulan," kata Direktur Utama TSTJ Surakarta Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso usai menerima bantuan operasional dari perusahaan dagang iLuFa di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan biaya operasional tersebut sudah termasuk pakan satwa, gaji maupun honor pegawai, dan operasional lainnya.
"Sebetulnya sejak pelonggaran 20 Oktober lalu kami sudah cukup bagus. Untuk angka kunjungan Sabtu bisa sampai 2.000 orang/hari, Minggu bisa mencapai 3.000 orang/hari, sedangkan hari Senin-Jumat sekitar 300-500 orang/hari," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, efisiensi tetap harus dilakukan mengingat angka kunjungan tersebut belum normal menyusul masih diberlakukannya pembatasan dari pemerintah.
Apalagi, pemerintah merencanakan pemberlakuan kembali PPKM level 3 pada periode libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Kami sudah berhitung, sampai Desember akhir tahun aman. Pelonggaran dua bulan ini bisa kaver hingga akhir tahun. Kalau Januari seperti apa nanti kami adakan RUPS mengenai rencana kerja tahun anggaran 2022 dengan asumsi seperti apa, RUPS akan dilakukan di bulan ini," katanya.
Terkait dengan donasi dari perusahaan swasta maupun individu, dikatakannya, hingga saat ini masih terus dilakukan.
"Kalau donasi sesuai evaluasi tiga bulanan serta arahan dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta kami terus melakukan donasi, termasuk bantuan dari iLuFa ini membantu operasional kami," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan pandemi COVID-19 mengakibatkan kesulitan di beberapa bidang termasuk operasional lembaga konservasi sekaligus objek wisata TSTJ.
"Biarpun pandemi ini bagian dari tantangan kita, tidak boleh menyerah, harus berjuang. Kenyataannya harus berjuang, berlari, dan berbagi. Ini bukan untuk 'sing makani' (yang memberi pakan hewan) atau 'sing ngelola' (yang mengelola). Dampak pandemi yang lain adalah binatang. Ini bagian kecil agar di sisa penghujung 2021 sehat semuanya," katanya.
Ia juga berharap donasi serupa kembali datang dari berbagai pihak sehingga seluruh satwa yang ada di TSTJ tetap dalam kondisi yang baik.
Terkait donasi, Direktur iLuFa 168 Solo Liem Sin Liang mengatakan perusahaan tersebut merasa memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam mengurangi beban TSTJ dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Dalam hal ini iLuFA menginisiasi adanya 'campaign' (kampanye) Bersama iLuFA Menolong Satwa sebagai bentuk kepedulian terhadap TSTJ. 'Campaign' ini bertujuan untuk mengumpulkan donasi yang akan disumbangkan sepenuhnya untuk keperluan TSTJ. 'Campaign' ini kami kumpulkan dengan menyisihkan Rp10.000 dari setiap transaksi Rp100.000 dan donasi sebesar Rp25.000 setiap penjualan INPODS 12 edisi TSTJ yang dijalankan di seluruh gerai iLuFA wilayah Soloraya," katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menggandeng beberapa komunitas lari yang ada di Solo untuk bersinergi membuat gerakan bernama BERLARI BERBAGI #SOLOBERLARI3.
"Melalui kegiatan ini kami ingin menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap keberlangsungan Taman Satwa Taru Jurug yang menjadi simbol dan juga kebanggaan warga Surakarta," katanya.
Baca juga: Angka kunjungan TSTJ masih rendah pascapelonggaran PPKM
Baca juga: TSTJ dan Balekembang Solo siap terima kunjungan wisatawan