Magelang (ANTARA) - Sejumlah perwakilan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah, mengirimkan bantuan langsung ke lokasi bencana banjir di beberapa wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketua BEM Untidar Ali Yasfi di Magelang, Minggu, mengatakan bantuan yang dikirim langsung oleh perwakilan mahasiswa Untidar tersebut, antara lain berupa bahan kebutuhan pokok, peralatan mandi, peralatan dapur, dan bahan bangunan.
"Bantuan senilai kurang lebih Rp43 juta yang kami salurkan ke NTT tersebut digalang dari mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan masyarakat Kota Magelang," katanya.
Ia menyampaikan banjir di NTT mengakibatkan kerusakan yang luar biasa di sejumlah daerah. Butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit untuk memulihkannya.
Oleh karena itu, katanya sebagai wujud nyata pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian sebanyak empat delegasi Untidar terbang langsung ke NTT untuk ikut serta dalam membantu pemulihan wilayah di sana.
Daerah yang menjadi fokus utama untuk dipulihkan adalah wilayah yang mengalami kerusakan parah dan masih banyak yang belum mendapat bantuan.
Baca juga: Pemkot-Untidar kerja sama pendidikan-pengabdian masyarakat
Ia menyebutkan pada 31 Mei 2021 delegasi Untidar berangkat ke daerah Tuak Daun Merah dan Amnuban untuk menyerahkan peralatan mandi, vitamin, dan paket sembako kepada 60 keluarga.
Kemudian pada 1 Juni 2021 menyerahkan paket sembako dan alat dapur berupa kompor, wajan, minyak tanah kepada 35 keluarga di Desa Forekmodok, Desa Lamudur, dan Desa Kleseleon wilayah Kabupaten Malaka.
Kemudian pada 3 Juni 2021 menyerahkan bantuan berupa bahan bangunan untuk pembangunan sekolah di Pulau Kera.
Banjir yang melanda hampir semua wilayah di NTT ini sangat mengejutkan dan tidak terprediksi sebelumnya. Tidak ada tindakan mitigasi sama sekali dan tentu mereka sangat tidak siap untuk bencana ini.
Ia mencontohkan di wilayah Kupang, bangunan yang ada kebanyakan tidak siap menghadapi hujan apalagi badai, karena intensitas hujan di Kupang memang sangat minim.
"Dalam rentang waktu satu tahun jumlah hujannya bisa dihitung dengan jari dan juga karena provinsi tersebut masuk ke dalam kategori daerah kepulauan maka kemungkinan untuk banjir seperti kemarin sangat kecil sekali," katanya.
Baca juga: Pengembangan Kampus Untidar Magelang tunggu keputusan Kemendikbud
Baca juga: Upacara wisuda Untidar Magelang dikawal Satgas COVID-19
Berita Terkait
7.975 calon mahasiswa ikuti UTBK SNBT 2024 di Untidar
Jumat, 26 April 2024 16:23 Wib
Mahasiswa TI USM, Zalfa Destian, juara Lomba U-Connect 2024
Jumat, 26 April 2024 9:35 Wib
UMP salurkan laptop-tablet dari Kemendikbudristek untuk fasilitas mahasiswa
Kamis, 25 April 2024 19:54 Wib
BEM Unsoed desak rektorat evaluasi kenaikan UKT bagi mahasiswa baru
Kamis, 25 April 2024 15:50 Wib
18.542 calon mahasiswa akan ikuti UTBK di Unsoed
Rabu, 24 April 2024 22:40 Wib
18 mahasiswa USM berlaga pada Lomba Onmipa 2024 tingkat wilayah
Rabu, 24 April 2024 18:58 Wib
Membangun masa depan bersama Pendidikan Geografi UMP, pilihan cerdas mahasiswa baru
Rabu, 24 April 2024 15:52 Wib
UMP peroleh posisi unggul di Jawa Tengah dalam Program Kreativitas Mahasiswa
Senin, 22 April 2024 14:20 Wib