Cilacap (ANTARA) - Wilayah Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen, diprakirakan memasuki puncak musim hujan pada Januari, kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.
"Prakiraan puncak musim hujan di wilayah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen) tersebut berdasarkan data yang dirilis BMKG Stasiun Klimatologi Semarang," katanya di Cilacap, Senin.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi tersebut mengingat fenomena La Nina moderat masih mempengaruhi kondisi cuaca pada musim hujan 2020-2021.
Baca juga: Warga Banjarnegara diimbau waspadai potensi hujan disertai angin kencang
Dalam hal ini, fenomena La Nina moderat berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 40 persen dari kondisi normal.
Lebih lanjut, Rendi mengatakan, khusus untuk dasarian (10 hari, red.) pertama bulan Januari, berdasarkan peta prakiraan determistik curah hujan yang dirilis BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, di wilayah Barlingmascakeb masih berpotensi jumlah curah hujan dalam kategori tinggi, yakni 151-200 milimeter per dasarian.
"Wilayah Cilacap yang curah hujannya berpotensi tinggi, yakni Kecamatan Dayeuhluhur, Majenang, Wanareja, Cimanggu, Cipari, Karangpucung, Sidareja, Gandrungmangu, sebagian Kedungreja, sebagian Kampung Laut, Bantarsari, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, Maos, Adipala, Sampang, sebagian Kroya, dan sebagian Binangun," katanya.
Ia mengatakan wilayah Kabupaten Banyumas yang berpotensi terjadi curah hujan tinggi meliputi sebagian Kecamatan Gumelar, sebagian Pekuncen, Lumbir, Ajibarang, Wangon, Purwojati, Jatilawang, sebagian Cilongok, sebagian Karanglewas, Patikraja, Rawalo, Kebasen, sebagian Purwokerto Barat, sebagian Purwokerto Selatan, sebagian Sokaraja, sebagian Kalibagor, dan sebagian Banyumas.
Wilayah Kabupaten Banjarnegara yang berpotensi terjadi curah hujan tinggi meliputi sebagian Padanarum, Kalibening, Wanayasa, Batur, Pejawaran, Karangkobar, Pagentan, sebagian Punggelan, Banjarmangu, Madukara, Wanadadi, sebagian Rakit, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, sebagian Mandiraja, dan sebagian Susukan.
Di Kabupaten Kebumen meliputi sebagian Karanggayam, sebagian Pejagoan, sebagian Karangsambung, Sadang, sebagian Alian, sebagian Padureso, sedangkan di Kabupaten Purbalingga tidak berpotensi terjadi curah hujan kategori tinggi pada dasarian pertama bulan Januari karena diprakirakan masuk kategori sedang yang berkisar 101-150 milimeter per dasarian.
Sementara itu, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo mengatakan pihaknya telah mencatat kejadian-kejadian penting sepanjang tahun 2020 khususnya yang berkaitan dengan iklim di Cilacap.
"Kami telah merangkumnya dalam Kaleidoskop Iklim Stamet Tunggul Wulung Cilacap Tahun 2020," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, tekanan udara minimum di Stamet Tunggul Wulung tercatat 1.006,6 milibar pada tanggal 9 Desember 2020 dan maksimum 1.014,3 milibar pada 26 Agustus 2020.
Menurut dia, suhu maksimum absolut 33,8 derajat Celcius terjadi pada tanggal 29 Januari 2020 dan 23 Maret 2020, sedangkan suhu minimum absolut 21,4 derajat Celcius pada 31 Juli 2020.
"Suhu rata-rata sebesar 27,5 derajat Celcius atau lebih tinggi 0,7 derajat Celcius dari normalnya suhu pada periode tahun 1980 hingga 2010," katanya.
Ia mengatakan kecepatan angin maksimum yang tercatat mencapai 50 kilometer per jam terjadi pada tanggal 9 Maret 2020 dan 9 Desember 2020, sedangkan kelembapan udara minum tercatat 45 persen pada 18 Februari 2020.
Menurut dia, curah hujan harian maksimum tercatat 133 milimeter pada tanggal 29 November 2020, curah hujan dasarian maksimum tercatat 437 milimeter terjadi pada dasarian ketiga bulan Oktober 2020, dan curah hujan bulanan maksimum sebesar 830 milimeter terjadi pada bulan November 2020.
"Jumlah hujan tahunan (selama 2020, red.) yang tercatat di Stamet Tunggul Wulung mencapai 4.569 milimeter. Laju penguapan harian tertinggi yang mencapai 9,1 milimeter per hari terjadi pada tanggal 30 Mei 2020," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi hujan lebat di Jateng selatan
Baca juga: Bupati Purbalingga: Warga waspadai potensi hujan lebat