Kudus (ANTARA) - Harga jual bawang merah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga saat ini masih tercatat tinggi, yaitu mencapai Rp45.000 per kilogram atau naik Rp10.000 dibanding sebelumnya.
"Kenaikan harga jual bawang merah terjadi sejak beberapa pekan sebelumnya. Harga jual bawang merah sebesar Rp45.000 per kilogram untuk ukuran besar, sedangkan ukuran sedang dijual dengan harga Rp40.000 per kilogram," kata salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Baru Kudus, Pupah, di Kudus, Jumat.
Ia mengaku heran dengan harga jual yang tinggi tersebut, karena stok bawang merah tidak mengalami hambatan dan permintaan konsumen tidak banyak.
Oleh karena itu, menurut dia, kenaikan harga itu seharusnya tidak terjadi, mengingat transaksi penjualan setiap harinya di pasar juga lesu akibat pandemi virus corona.
Selain itu, banyak pelanggan yang merupakan pengusaha katering serta warung makan yang menutup usahanya sementara waktu, sedangkan yang tetap buka mulai mengurangi jumlah belanjaannya.
"Jika sebelumnya belanja hingga Rp1,5 juta, kini hanya Rp400 ribuan saja karena sepi pembeli," ujar Pupah.
Meski harga jual bawang merah melonjak, harga bawang putih justru turun menjadi Rp25.000 per kilogram dari sebelumnya berkisar Rp30.000-an per kilogram.
Baca juga: Petani Pati mengeluh harga bawang merah rendah
Baca juga: Harga bawang merah di Purwokerto melonjak mencapai Rp52.000/kg
Padahal pada awal Februari 2020, kata dia, harga jual bawang putih sempat melambung hingga Rp50.000 per kilogram karena keterbatasan pasokan.
Selain itu, harga komoditas pangan lainnya seperti gula pasir hingga kini masih tetap tinggi pada kisaran Rp17.000 per kilogram.
Namun, harga pangan lainnya cenderung stabil seperti minyak goreng pada kisaran Rp11.000 per kilogram, cabai merah Rp13.000 per kilogram, cabai putih Rp7.000 per kilogram, dan telur ayam Rp21.000 per kilogram.
Pedagang sayur mayur lainnya, Yatmi, juga mengakui hal yang sama bahwa harga komoditas yang masih tinggi, antara lain bawang merah dan gula, sedangkan komoditas lainnya cenderung stabil.
Fluktuasi harga, kata dia, merupakan hal lumrah, terlebih memasuki bulan Ramadhan.
Hanya saja, bersamaan dengan terjadinya pandemi COVID-19 kondisi pasar cenderung lesu karena pengunjung pasar semakin berkurang sehingga berdampak pada omzet penjualan.
"Jika sebelumnya sehari bisa Rp1 jutaan, kini omzet penjualan justru turun hingga setengahnya," ujarnya.
Baca juga: Harga sejumlah kebutuhan pokok di Purwokerto merangkak naik