Washington (ANTARA) - Dana Moneter Internasional (IMF) mendukung upaya-upaya China untuk mengatasi wabah Virus Corona baru, dan yakin bahwa ekonomi China tetap tangguh, kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Senin (3/2/2020).
Dalam sebuah pernyataan di Twitter dan yang serupa di platform media sosial China, Sina Weibo, Ketua IMF menyatakan bahwa "simpati kami yang mendalam kepada semua orang yang terkena dampak situasi serius terkait #Coronavirus."
"Kami mendukung upaya-upaya China untuk merespons, termasuk tindakan fiskal, moneter, dan keuangan baru-baru ini," kata Georgieva. "Kami yakin ekonomi China tetap tangguh."
Dalam sebuah jumpa pers baru-baru ini, Juru Bicara IMF Gerry Rice juga telah menunjukkan dukungan untuk pertempuran China melawan wabah, mencatat bahwa pemerintah China jelas "menganggap ini sangat serius."
Rice mengatakan China adalah ekonomi besar dengan sumber daya dan tekad untuk secara efektif memenuhi tantangan wabah pneumonia yang disebabkan oleh Virus Corona baru.
Sebelumnya, bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pihaknya akan meluncurkan operasi pembelian kembali terbalik pada Senin (3/2/2020) untuk mempertahankan "likuiditas yang masuk akal dan berlimpah" dalam sistem perbankan, serta pasar mata uang yang stabil, selama epidemi.
Bank sentral akan memompa 1,2 triliun yuan (173 miliar dolar AS) ke dalam perekonomian pada Senin (3/2/2020) untuk membantu membatasi kerugian pasar. Bank juga mengumumkan akan meningkatkan dukungan moneter dan kredit untuk perusahaan-perusahaan yang membantu memerangi virus, seperti perusahaan medis.
Ekonomi China diperkirakan akan menerima pukulan yang jelas dari krisis, yang telah membuat kawasan industri terhenti.
Pusat keuangan Shanghai -- dan provinsi-provinsi manufaktur utama di selatan dan timur -- adalah di antara kawasan yang telah memerintahkan penutupan bisnis setidaknya untuk satu minggu lagi. Banyak perusahaan asing juga menghentikan sementara operasinya di China.
"Dampak jangka pendek pada pertumbuhan PDB China kemungkinan sangat besar," kata Oxford Economics dalam catatan penelitian.
"Mempertimbangkan area yang terkena dampak menyumbang lebih dari 50 persen dari total output China, kami pikir ini dapat menyebabkan pertumbuhan PDB tahunan China melambat menjadi hanya empat persen pada kuartal pertama," tambahnya -- turun dari perkiraan sebelumnya pertumbuhan enam persen.
Baca juga: China bangun RS hanya 8 hari, kini mulai terima pasien virus corona
Baca juga: Ganjar cek kesiapan Bandara Semarang antisipasi virus corona
Berita Terkait
17 negara ikut pertemuan bisnis dan investasi di Jateng
Jumat, 26 April 2024 20:44 Wib
BI Jateng: Optimisme masyarakat terhadap perekonomian tetap kuat
Jumat, 26 April 2024 8:34 Wib
Putri Wapres ajak perempuan ikut gerakkan ekonomi daerah
Selasa, 23 April 2024 8:56 Wib
Menteri PPPA ingin perempuan Indonesia berdaya secara ekonomi
Senin, 22 April 2024 1:11 Wib
Bupati Banyumas harap revitalisasi pasar rakyat dongkrak ekonomi-PAD
Kamis, 18 April 2024 13:33 Wib
PLN diskon tambah daya, dorong pertumbuhan ekonomi
Kamis, 28 Maret 2024 11:01 Wib
Dandim Magelang berharap kegiatan TMMD menunjang ekonomi masyarakat
Kamis, 21 Maret 2024 14:38 Wib
Indosat Ooredoo Hutchison gelar gerakan sosial dan pemberdayaan ekonomi lokal
Jumat, 15 Maret 2024 20:20 Wib