Purwokerto (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendorong Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk segera menyelesaikan persoalan sampah yang menumpuk karena berpotensi menimbulkan berbagai penyakit terutama saat musim hujan.
"Pengelolaan sampah harus secepatnya diselesaikan, undang investor, jangan dipersulit perizinannya," kata anggota Komisi A DPRD Kabupaten Banyumas dari Fraksi PDI Perjuangan Lulin Wisnu Prajoko di Purwokerto, Banyumas, Minggu malam.
Lulin mengatakan hal itu terkait dengan hasil pantauannya bersama Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Andrias Kartikosari di salah satu kawasan perumahan elite yang masuk wilayah Kelurahan Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, pada Minggu (24/11) sore.
Menurut dia, sampah di kawasan perumahan elite tersebut dalam lima hari terakhir tampak menumpuk dan hampir tumpah ke badan jalan sehingga mengganggu masyarakat sekitar.
Terkait dengan tumpukan sampah tersebut, kata dia, masyarakat yang merasa terganggu akhirnya mengadu ke DPRD Kabupaten Banyumas.
"Sampah ini masalah bersama karena dampaknya dirasakan bersama, sehingga penyelesaiannya juga harus dipikirkan bersama. Untuk pengangkutan sampah, jelas harus ada penambahan armada, sedangkan untuk mengolah sampah, Pemkab Banyumas harus secepatnya mendatangkan investor yang bisa mengolah sampah hingga tuntas," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang: Sungai bukan tempat buang sampah
Menurut dia, Pemkab Banyumas seharusnya menambah armada baru paling tidak sebanyak 20 unit untuk menyelesaikan masalah sampah dan pengelolaan akhir sampah pun harus segera dituntaskan.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua Komis D DPRD Kabupaten Banyumas Andrias Kartikosari mengatakan setelah menerima pengaduan dari masyarakat, dia bersama Lulin segera datang ke lokasi sampah yang menumpuk di Arcawinangun.
"Tumpukan sampah yang menggunung itu sangat memrihatinkan karena lokasinya dekat dengan permukiman warga," katanya.
Berdasarkan laporan warga, kata dia, pengelolaan sampah di Kelurahan Arcawinangun sebenarnya dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Satria Arca namun dalam lima hari, sampah-sampah itu tidak terangkut hingga akhirnya menumpuk.
"Oleh karena itu, saya langsung berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas dan mendapatkan informasi jika armadanya terbatas sehingga sampah di wilayah Arcawinangun belum terangkut. Akhirnya saya bersama Pak Lulin langsung memutuskan untuk mendatangkan armada dari luar guna mengangkut sampah dengan biaya sendiri," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya mendatangkan lima unit truk untuk mengangkut sampah selama tiga hari berturut-turut sejak Kamis (21/11) hingga Sabtu (23/11).
"Hari ini (24/11), kami mengecek kembali, dan tumpukan sampah masih tersisa sekitar 30 persen. Jika memang dibutuhkan, kami akan datangkan kembali armada truknya untuk mengangkut sampah," jelasnya.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena berdasarkan hasil koordinasi dengan dinas terkait, DLH Kabupaten Banyumas hanya memiliki 10 unit truk pengangkut sampah.
Padahal, kata dia, jumlah KSM pengelola sampah yang harus dilayani oleh truk-truk pengangkut sampah itu cukup banyak.
Selain itu, lanjut dia, truk-truk sampah tersebut setiap harinya juga harus mengangkut sampah dari pasar tradisional yang volumenya cukup besar.
"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mendatangkan armada dari luar, demi menjaga kondusivitas masyarakat. Jika sampah ini tetap tidak terangkut, akan timbul gejolak di masyarakat. Itu yang kita hindari, sehingga sebisa mungkin kita tangani sendiri," katanya.
Baca juga: Ganjar segera bentuk Satgas Sampah di setiap desa