Kota Magelang uji coba tanam padi Petani Indonesia Menggugat
Harapannya kalau produktivitasnya baik, hasilnya akan disebar ke masyarakat
Magelang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang melakukan uji coba budi daya padi PIM (Petani Indonesia Menggugat) dengan cara organik di areal pertanian Kelurahan Cacaban untuk tujuan penyebarluasan bibit padi tersebut kepada petani setempat.
"Kita tanam secara organik, sebab kalau tidak organik, dengan tinggi tanaman dua meter akan cenderung mudah roboh," kata petugas Penyuluh Pertanian Disperpa Kota Magelang Sam Wahyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Kamis.
Uji coba budi daya itu sejak akhir 2018 di lahan bengkok seluas 1.500 meter persegi di Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelan. Masa tanam padi varietas itu 115 hari, sedangkan rencana panen pada Maret ini.
Ia mengatakan bibit padi PIM berasal dari Blitar, Jawa Timur yang diklaim sebagai bibit unggul dengan karakteristik khas, antara lain ketinggian tanaman bisa mencapai dua meter, bulir padi lebih berisi dan banyak untuk setiap pohon, serta perawatan yang relatif lebih mudah.
Ia mengaku ketinggian padi PIM yang diuji coba tanam di Kota Magelang tidak bisa mencapai dua meter, akan tetapi antara 160-170 centimeter, karena metode pengairan yang berbeda dengan daerah asalnya.
"Kalau di Blitar pengairan terus menerus selama dua bulan, di sini hanya secukupnya. Tapi hasilnya insyaallah tidak jauh berbeda," kata dia.
Ia menyebut perawatan padi PIM hampir sama dengan varietas lain pada umumnya, namun pemupukannya memakai pupuk alami, sedangkan penggunaan cairan pestisida melalui penyemprotan di pinggir lahan hanya untuk menghindari hama tikus.
"Disemprot dipinggir lahan saja, hanya untuk mengusir tikus, karena pestisida baunya menyengat," katanya.
Ia menjelaskan jika hasil uji coba itu bagus, selanjutnya akan dijual kepada petani untuk dibudidayakan berupa bibit dengan harga yang lebih murah.
Ia mengakui hingga saat ini sudah cukup banyak petani setempat yang memesan bibit tersebut di Disperpa Kota Magelang.
Kepala Disperpa Kota Magelang Eri Widyo Saptoko berharap, indeks produksi padi PIM akan bagus sehingga ke depan bisa dibudidayakan para petani dengan hasil yang baik dan menambah pendapatan mereka.
"Harapannya kalau produktivitasnya baik, hasilnya akan disebar ke masyarakat," katanya. (hms)
"Kita tanam secara organik, sebab kalau tidak organik, dengan tinggi tanaman dua meter akan cenderung mudah roboh," kata petugas Penyuluh Pertanian Disperpa Kota Magelang Sam Wahyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Kamis.
Uji coba budi daya itu sejak akhir 2018 di lahan bengkok seluas 1.500 meter persegi di Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelan. Masa tanam padi varietas itu 115 hari, sedangkan rencana panen pada Maret ini.
Ia mengatakan bibit padi PIM berasal dari Blitar, Jawa Timur yang diklaim sebagai bibit unggul dengan karakteristik khas, antara lain ketinggian tanaman bisa mencapai dua meter, bulir padi lebih berisi dan banyak untuk setiap pohon, serta perawatan yang relatif lebih mudah.
Ia mengaku ketinggian padi PIM yang diuji coba tanam di Kota Magelang tidak bisa mencapai dua meter, akan tetapi antara 160-170 centimeter, karena metode pengairan yang berbeda dengan daerah asalnya.
"Kalau di Blitar pengairan terus menerus selama dua bulan, di sini hanya secukupnya. Tapi hasilnya insyaallah tidak jauh berbeda," kata dia.
Ia menyebut perawatan padi PIM hampir sama dengan varietas lain pada umumnya, namun pemupukannya memakai pupuk alami, sedangkan penggunaan cairan pestisida melalui penyemprotan di pinggir lahan hanya untuk menghindari hama tikus.
"Disemprot dipinggir lahan saja, hanya untuk mengusir tikus, karena pestisida baunya menyengat," katanya.
Ia menjelaskan jika hasil uji coba itu bagus, selanjutnya akan dijual kepada petani untuk dibudidayakan berupa bibit dengan harga yang lebih murah.
Ia mengakui hingga saat ini sudah cukup banyak petani setempat yang memesan bibit tersebut di Disperpa Kota Magelang.
Kepala Disperpa Kota Magelang Eri Widyo Saptoko berharap, indeks produksi padi PIM akan bagus sehingga ke depan bisa dibudidayakan para petani dengan hasil yang baik dan menambah pendapatan mereka.
"Harapannya kalau produktivitasnya baik, hasilnya akan disebar ke masyarakat," katanya. (hms)