Purwokerto (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar mengatakan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, merupakan lumbung bagi guru penggerak karena hingga saat ini telah banyak guru penggerak yang dihasilkan di wilayah itu.
"Tadi saya lihat sendiri bahwasanya pertama untuk guru penggerak di Kabupaten Banyumas mendapatkan porsi terbanyak se-Jawa Tengah, jumlahnya 475 personel," katanya usai membuka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 di pelataran parkir Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Dalam posisi terbanyak itu, kata dia, tentunya Banyumas merupakan lumbung bagi guru penggerak supaya memberikan panutan dan inovasi untuk perkembangan di Kabupaten Banyumas maupun Provinsi Jawa Tengah, bahkan di seluruh Indonesia hingga mempunyai porsi yang luar biasa.
Kendati demikian, dia mengakui adanya kelemahan berupa jaminan untuk para guru penggerak yang sudah profesional dan sebagainya dalam jenjang karier.
"Dan kemarin Presiden Prabowo Subianto memberikan kepastian bahwasanya ada semacam gaji tambahan atau penambahan pendapatan untuk guru-guru yang ke depannya memberikan perspektif untuk suatu kualitas capaian atas program nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.
Terkait dengan kegiatan Panen Hasil Belajar tersebut, dia mengakui inovasi para guru penggerak bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Tengah sungguh luar biasa.
"Dan yang paling penting lagi adalah ada pengakuan dari negara bahwasanya Banyumas adalah salah satu lumbung guru penggerak yang bisa dijadikan aset untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia," katanya menegaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan lokakarya tersebut merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari hasil pembelajaran selama enam bulan yang dijalani oleh para calon guru penggerak yang bisa dijadikan sebagai representasi terhadap kebermaknaan mereka atas apa yang sudah didapatkan selama mengikuti pembelajaran.
"Ini merupakan semacam puncak atau katakanlah aktualisasi yang mereka harus tampilkan kepada masyarakat tentang guru penggerak. Guru penggerak kita termasuk banyak se-Jawa Tengah, ada 475 orang, dan ini capaian yang luar biasa," katanya.
Menurut dia, lokakarya tersebut juga merupakan salah satu bentuk respons guru-guru penggerak untuk bisa lebih eksis dalam mengambil peran dari dinamika zaman dan dikenang di era Gen Z seperti sekarang.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Tengah Sulikin menyampaikan apresiasi atas kesuksesan para guru penggerak angkatan 11 karena jumlahnya cukup banyak.
"Bahkan mungkin terbanyak se-Jawa Tengah, ada 475 orang, sekali lagi saya ucapkan selamat untuk teman-teman guru penggerak. Dari 475 guru penggerak itu, 84 orang di antaranya untuk jenjang SMA dan SMK, sisanya ada pengajar praktik," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Koordinator Seksi Panen Hasil Belajar Sugeng Riyadi mengatakan kegiatan tersebut diisi dengan gelar karya guru penggerak setelah mengikuti pendidikan selama enam bulan mulai modul 1 hingga modul 3.
Menurut dia, karya-karya yang dihasilkan itu merupakan karya-karya siswa dari para calon guru penggerak yang menjadi peserta Program Pendidikan Guru Penggerak.
"Karyanya itu adalah media-media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran. Karena pembelajaran saat ini adalah pembelajaran yang berbasis kepada siswa, jadi sesuai dengan kebutuhan siswa," katanya.
Dengan demikian, kata dia, pendidikan guru penggerak adalah menciptakan guru-guru yang mampu menjadi pemimpin pembelajaran.
Dalam hal ini, lanjut dia, pemimpin pembelajaran mampu mengembangkan dan mendorong potensi-potensi siswa, sehingga apa pun yang dihasilkan lahir dari siswa, bukan dari gurunya.
"Kalau dulu, dari guru. Nah, kalau sekarang itu dari siswa, guru hanya bersifat menuntun potensi-potensi yang ada, dikembangkan menjadi sebuah karya," kata pengajar praktik SMA Negeri 1 Patikraja itu.
Baca juga: Flashcard tingkatkan kemampuan membaca siswa kelas 3 SD