Kudus, ANTARA JATENG) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tengah mengupayakan pengembangan teknik reproduksi untuk meningkatkan populasi sapi dengan teknik rekayasa genetika untuk mendapatkan kelahiran kembar, kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Sa`diyah.
"Gagasan untuk melakukan teknik reproduksi berawal dari peristiwa kelahiran anak sapi kembar jenis simental di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus," ujarnya didampingi Kasie Produksi dan Kesehatan Hewan Sidi Pramono di Kudus, Jumat.
Padahal, lanjut dia, kelahiran anak sapi kembar tergolong langka dan persentasenya berkisar 5 persen di Tanah Air.
Untuk Kabupaten Kudus, kata dia, peristiwa tersebut menjadi hal luar biasa, karena buntingnya sapi tersebut bukan dari peristiwa alami, melainkan hasil inseminasi buatan (IB).
Oleh karena itu, kata dia, Dinas Pertanian dan Pangan Kudus mengundang ahli dari Balai Benih Bioteknologi dan Genetika (BBBG) Bogor untuk dilakukan pemeriksaan sampel darah.
Dengan harapan, kata dia, nantinya bisa ditemukan teknologi untuk memperbanyak sperma beku agar dihasilkan anak kembar.
"Harapan kami, hasil penelitian dari BBBG Bogor bisa bermanfaat untuk masyarakat peternak di Kudus," ujarnya.
Apalagi, kata dia, proses kebuntingan sapi sampai beranak membutuhkan waktu selama sembilan bulan.
"Ketika bisa sekali beranak ada dua ekor, tentu cukup efisien, sehingga peternak di Kudus makin sejahtera," ujarnya.
Kasie Produksi dan Kesehatan Hewan Sidi Pramono menambahkan, bahwa seiring perkembangan ilmu dan teknologi diharapkan semen beku IB sapi yang dilakukan di Kudus bisa menghasilkan anak kembar.
Hal tersebut, kata dia, tentu bisa mempercepat populasi sapi terutama betina.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, saat ini sapi betina di Kabupaten Kudus hanya terdapat 500-an ekor, termasuk sapi jenis perah.
Sementara sapi perah betina sendiri, tercatat ada 216 ekor, sedangkan sisanya sapi betina biasa.
"Dengan adanya teknologi yang bisa menghasilkan peranakan kembar, diharapkan mampu merangsang para peternak untuk membudidayakan sapi betina. Jangan hanya pembesaran sapi jenis jantan dengan alasan perputaran uang yang cepat," ujarnya.

