Nusa Dua, Bali ANTARA JATENG - Kementerian Komunikasi dan Informatika menambah kurang lebih 200 unit "Base Transceiver Station" (BTS) di kawasan tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) Tahun 2017, untuk memudahkan masyarakat mendapat informasi secara luas.
"Pembangunan 200 BTS ini sesuai permintaan daerahnya, namun yang prioritas kami adalah untuk kawasan 3T yang ada penduduknya dahulu. Setelah itu, baru masuk ke daerah yang penduduknya sedikit," kata Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informasi (PPI) Kemenkominfo, Ahmad M. Ramli, di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Upaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi (BTS) ini, lanjut Ramli, untuk mendukung fasilitas masyarakat agar lebih mudah mendapatkan akses jaringan telekomunikasi, meskipun berada di kawasan 3T tersebut. "Secara intensif Kominfo bekerjasama dengan operator telekomunikasi agar terus membangun BTS ini," ujarnya.
Dengan adanya BTS ini, kata dia, masyarakat akan lebih mudah mendapat akses jaringan telekomunikasi dan apa yang menjadi harapan Kemkominfo dalam memberikan informasi kepada masyarakat di Tanah Air dapat terwujud.
Selain untuk memperoleh jaringan telekomunikasi, penambahan BTS di kawasan 3T ini juga bermanfaat untuk masyarakat saat ada bencana yang terjadi, sehingga Kominfo yang telah bekerjasama dengan BMKG dan BPBD dapat langsung mngirimkan pesan singkat terkait bencana alam melalui "SMS Blast" yang telah diluncurkan ini.
Ia menambahkan, dengan adanya BTS ini masyarakat juga dapat mengakses jaringan internet, sehingga secara cepat mendapatkan informasi yang ada di luar daerahnya. "Kemkominfo juga telah melakukan penjajakan kerjasama dengan Negera Jepang untuk upaya ini," katanya.
Sementara itu, PLT Direktur Pengembangan Pita Lebar Kemkominfo Marvels Situmorang medorong para operator telekomunikasi dan mitra kerjanya menyukseskan program ini, agar seluruh masyarakat Indonesia mendapat akses jaringan telekomunikasi yang sama.
"Dengan mendapatkan pelayanan yang sama, maka masyarakat juga dapat menikmati manfaat dari adanya kemajuan teknologi ini," katanya.