Semarang (ANTARA) - Literasi finansial menjadi kunci pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk tumbuh sehat berkelanjutan, sebagai usaha mewujudkannya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar rangkaian Workshop Business Mastery, UMKM Level Up Business Accelerator 2024 Jumat (4/10) di Jakarta Pusat.
Peserta workshop sebanyak 25 UMKM binaan dengan top omzet pada program UMKM Level Up Business Accelerator 2024 mendapatkan materi mengenai Objective triangle yang terdiri dari, Growth - Profit - Cash flow, yakni tujuan bisnis bukan hanya mengejar profit, melainkan lebih memprioritaskan growth perusahaan, karena percuma profit kalau tidak bisa berkembang jadi lebih memilih tidak profit tetapi usaha bisa tumbuh dan berkembang.
"Saya melihat gap yang ada di Indonesia itu adalah knowledge. Peserta ditanya, apa fokus utama dalam membuka usaha. Banyak usaha yang hanya fokus di omzet, tapi gagal manage yang lain, akhirnya gak lanjut. Hati-hati, kita pengen tumbuh, tapi saat kita tumbuh ada risikonya, risikonya ini harus kita
manage," kata Yuszak M Yahya, Financial Modelling Expert, salah satu Master Coach.
Yuszak berpendapat keberlanjutan adalah hal yang esensial dalam menjalankan usaha. Hal ini kemudian didukung dengan literasi finansial yang mumpuni. Literasi finansial merupakan modal utama pengusaha UMKM yang mengembangkan bisnisnya karena tidak tertutup kemungkinan terbukanya kesempatan berkolaborasi bersama investor.
Literasi finansial penting ditingkatkan, katanya, sehingga tercipta keseimbangan dan negosiasi yang adil bagi dua belah pihak yang bekerja sama. Materi literasi finansial yang dijelaskan juga meliputi prioritas utama dalam menjalankan usaha.
“Omzet atau revenue itu rumusnya mudah, price dikali quantity. Naikin harga atau quantity penjualan untuk menaikkan omzet. Pada saat bertumbuh kita harus fokus pada volume, Bikin customer beli lebih banyak dan lebih sering, Cari strategi bisnis yang bisa naikin bisnis dengan risiko yang paling rendah. Risiko yang paling rendah adalah consumption, upselling, close selling, tingkatkan jumlah customer, buka cabang, produk baru, dan harga jual dinaikkan,” jelas Yuszak
Yuszak juga menekankan pelaku usaha harus memiliki mindset, omzet itu lebih penting daripada profit. Hal itu dikarenakan peningkatan omzet lebih susah didapatkan dibandingkan profit.
“Peningkatan omzet dibutuhkan beberapa faktor eksternal, seperti minat pembeli, harga pasar, dan sebagainya. Sedangkan untuk profit, lebih mudah dicapai karena berurusan dengan manajemen operasional internal," katanya.
Sesi kedua workshop diisi dengan penjelasan tentang manajemen biaya. Yuszak menjelaskan ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam tiga frasa singkat, Naik - Ubah - Pindah. Manajemen biaya ini berguna untuk meningkatkan profit usaha. Materi lainnya adalah Cash Flow
Materi cash flow hacking berguna untuk meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan usaha jangka panjang.
Selain itu ada kegiatan brainstorming financial design’s print untuk strategic business plan antar sesama peserta workshop. Peserta dipandu oleh coach dan diberikan waktu 90 menit.
Diskusi ini memfasilitasi ide-ide yang dimiliki oleh peserta untuk dituangkan dan mencapai target yang ditentukan pada sesi tersebut, kemudian peserta akan diminta untuk mempresentasikan hasil brainstorming mereka setelah sesi diskusi usai.
Rangkaian Workshop Business Mastery ini merupakan Program Akselerasi Bisnis UMKM mendampingi sebanyak 73 UMKM Produsen dari berbagai sektor, yaitu Makanan dan Minuman (33 UMKM), Fashion (22 UMKM), Kerajinan Tangan (16 UMKM), dan Kerajinan Kulit (2 UMKM).
Di antara UMKM yang didampingi tersebut, terdapat 25 UMKM binaan dengan profil usaha yang jauh melebihi standar yang ditetapkan. Pengusaha UMKM binaan ini kemudian diundang untuk menerima coaching oleh tiga master coach professional selama 3 hari, 3-5 Oktober 2024 di Harris Vertu Harmoni, Jakarta Pusat.