Semarang (ANTARA) - Bersikap bijak menjadi salah satu kunci, siswa aman mengakses internet, karena bebasnya sebaran informasi di internet yang menyediakan akses tidak terbatas, juga bisa menimbulkan berbagai risiko keamanan digital yang mengancam penggunanya dan memberikan dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.
"Kita harus pandai-pandai menggunakan perangkat teknologi dengan bijak, contohnya apabila ada berita terkait suatu hal yang luar biasa, perlu dianalisa dulu apakah berita itu benar atau hoaks," kata Sugeng Trianto selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Jember pada Festival Literasi Digital bertajuk Berselancar di Dunia Digital dengan Aman di SMA Negeri Balung, Jember, Jawa Timur, Kamis (8/8).
Festival Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan dihadiri oleh sekitar 1.200 siswa SMA Negeri Balung itu diselenggarakan dengan tujuan mengedukasi para siswa tentang cara bijak dan aman saat berselancar di internet dengan menerapkan Empat Pilar Literasi Digital, yaitu Kecakapan Digital, Keamanan Digital, Budaya Digital, dan Etika Digital.
"Harapannya, ilmu yang disampaikan dalam kegiatan ini bisa membuat seluruh siswa mampu menjadi insan literat yang bijaksana dalam memanfaatkan teknologi digital," kata Yuswita Sari dalam sambutannya selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Balung.
Dalam sesi talkshow literasi digital tersebut, siswa juga mendapatkan pemahaman tentang ciri-ciri kejahatan digital seperti hoaks, penipuan, dan malware, serta tips dan trik untuk melindungi diri kejahatan tersebut agar aman berselancar di internet.
"Ada tips dan trik yang harus diketahui misalnya, di media sosial ditawari dapat uang mudah, dapat pekerjaan remote mudah, jangan mudah percaya. Jangan juga mudah membayar, karena bisa saja orang yang memasang iklan itu adalah oknum tak bertanggung jawab. Kemudian jangan mudah klik link apapun supaya tidak kena malware," kata Meithiana Indrasari, narasumber pilar keamanan digital dalam sesi talkshow tersebut.
Keamanan berselancar di internet yang menjadi topik kegiatan tersebut bukan hanya tentang menghindari hal-hal negatif di ruang digital, tetapi juga bagaimana berhati-hati agar tidak menjadi orang yang melakukan hal negatif itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berpedoman pada pilar etika digital dan budaya digital saat berinternet.
"Budaya digital itu adalah bagaimana budaya kita saat berinteraksi di dunia digital. Hal yang harus diingat saat berada di dunia digital adalah aku harus menjaga NKRI dari diriku sendiri. Aku harus bisa melakukan kebaikan, menghindari sesuatu yang menyakiti orang lain, dan menahan diri tatkala disakiti" pesan Eko Pamuji sebagai narasumber pilar budaya digital.
Sementara itu, M. Adhi Prasnowo selaku narasumber pilar etika digital mengajak para siswa untuk stop toxic di ruang digital dengan menjaga sopan santun ketika berinteraksi secara virtual.
"Belajar komunikasi dengan baik, karena ketika di ruang digital, kita harus perhatikan apakah tata bahasanya sudah betul, apakah menyinggung orang lain atau tidak, dan sebelum posting kita introspeksi dulu kontennya, sehingga apapun yang kita lakukan di ruang digital adalah menunjukkan kebaikan,” jelas Adhi.
Festival Literasi Digital Berselancar di Dunia Digital dengan Aman di SMA Negeri Balung tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Makin Cakap Digital 2024.