Sebastian Vettel Berisiko Dijatuhi Sanksi Lebih Berat Terkait Insiden Baku
London, ANTARA JATENG - Pemuncak klasemen Formula 1 yang membela Ferrari
Sebastian Vettel berisiko dijatuhi sanksi yang lebih banyak setelah
organisasi balapan memeriksa kembali perseteruan "road rage" dia dengan
rivalnya di Mercedes Lewis Hamilton pada Grand Prix Azerbaijan pada
Minggu.
FIA mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya akan kembali melihat bukti lain pada Senin.
"FIA akan memeriksa lebih lanjut penyebab-penyebab insiden untuk dapat mengevaluasi apakah tindakan lebih lanjut diperlukan," demikian mereka mengumumkan melalui pernyataannya.
Hasil proses itu akan diumumkan ke publik sebelum Grand Prix Austria pada akhir pekan 7-9 Juli.
Para "steward" balapan menjatuhkan hukuman stop and go sepuluh detik terhadap Vettel setelah ia menubruk bagian belakang mobil pemimpin balapan Hamilton, dan kemudian dengan marah menggebrak mobil sang lawan saat keduanya berada di belakang safety car.
Mereka memutuskan, setelah melakukan pemeriksaan terhadap bukti video, bahwa Vettel menyetir ke arah Hamilton pada situasi "yang berpotensi berbahaya."
Sejumlah komentator merasa bahwa pria Jerman itu mendapatkan hukuman yang ringan, di mana Vettel kemudian finis di peringkat keempat dan memperpanjang keunggulannya secara keseluruhan menjadi 14 angka.
Hamilton, yang memimpin balapan dengan nyaman dari posisi start terdepan, finis di posisi kelima setelah harus masuk pit ketika material headrestnya mengendur dan kemudian bersikap gusar.
"Bagi dia untuk bersikap berlebihan dengan berkendara ke pebalap lain merupakan hal yang memalukan," kata Hamilton kepada para pewarta. "Menurut saya, ia memalukan dirinya sendiri hari ini."
Vettel memuding Hamilton melakukan "uji rem" terhadap dirinya dengan tiba-tiba melambatkan mobil saat keluar dari Tikungan 16, ketika safety car bersiap untuk kembali ke pit.
Bagaimanapun, FIA mengatakan pada Rabu, bahwa data memperlihatkan pebalap Britania itu "mempertahankan kecepatan yang konsisten dan layak dengan sikap yang sama pada kesempatan itu, saat balapan dimulai ulang."
Insiden itu telah menjadi pembicaran di Formula 1, dimana para penggemar terbelah antara besaran hukuman.
"Menurut saya para steward sudah benar" saya tidak akan mendiskualifikasi dia atau menghukum dia untuk balapan berikutnya kecuali ia membuat Hamilton keluar di Baku," kata mantan pebalap dan komentator Sky Sports Martin Brundle.
Pihak lain tidak setuju dan menyoroti kampanye road safety presiden FIA Jean Todt dan sejarah masa lalu Vettel yang kerap kehilangan rasa tenang saat berada di bawah tekanan.
Oktober silam, pebalap Jerman itu lolos dari sanksi setelah meminta maaf kepada direktur balapan Charlie Shiting karena mengucapkan sumpah serapah terhadap dirinya melalui radio tim.
Todt kemudian memutuskan "berdasar pada basis perkecualian" untuk tidak menjatuhkan tindakan disiplin terhadap juara dunia empat kali itu, namun FIA menjelaskan bahwa tindakan serupa akan memicu panggilan ke Pengadilan Internasional.
Vettel menolak untuk menerima kesalahan setelah balapan Minggu, sedangkan ketua tim Ferrari Maurizio Arrivabene berbicara mengenai "sejumlah keputusan yang belum sepenuhnya jelas."
FIA mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya akan kembali melihat bukti lain pada Senin.
"FIA akan memeriksa lebih lanjut penyebab-penyebab insiden untuk dapat mengevaluasi apakah tindakan lebih lanjut diperlukan," demikian mereka mengumumkan melalui pernyataannya.
Hasil proses itu akan diumumkan ke publik sebelum Grand Prix Austria pada akhir pekan 7-9 Juli.
Para "steward" balapan menjatuhkan hukuman stop and go sepuluh detik terhadap Vettel setelah ia menubruk bagian belakang mobil pemimpin balapan Hamilton, dan kemudian dengan marah menggebrak mobil sang lawan saat keduanya berada di belakang safety car.
Mereka memutuskan, setelah melakukan pemeriksaan terhadap bukti video, bahwa Vettel menyetir ke arah Hamilton pada situasi "yang berpotensi berbahaya."
Sejumlah komentator merasa bahwa pria Jerman itu mendapatkan hukuman yang ringan, di mana Vettel kemudian finis di peringkat keempat dan memperpanjang keunggulannya secara keseluruhan menjadi 14 angka.
Hamilton, yang memimpin balapan dengan nyaman dari posisi start terdepan, finis di posisi kelima setelah harus masuk pit ketika material headrestnya mengendur dan kemudian bersikap gusar.
"Bagi dia untuk bersikap berlebihan dengan berkendara ke pebalap lain merupakan hal yang memalukan," kata Hamilton kepada para pewarta. "Menurut saya, ia memalukan dirinya sendiri hari ini."
Vettel memuding Hamilton melakukan "uji rem" terhadap dirinya dengan tiba-tiba melambatkan mobil saat keluar dari Tikungan 16, ketika safety car bersiap untuk kembali ke pit.
Bagaimanapun, FIA mengatakan pada Rabu, bahwa data memperlihatkan pebalap Britania itu "mempertahankan kecepatan yang konsisten dan layak dengan sikap yang sama pada kesempatan itu, saat balapan dimulai ulang."
Insiden itu telah menjadi pembicaran di Formula 1, dimana para penggemar terbelah antara besaran hukuman.
"Menurut saya para steward sudah benar" saya tidak akan mendiskualifikasi dia atau menghukum dia untuk balapan berikutnya kecuali ia membuat Hamilton keluar di Baku," kata mantan pebalap dan komentator Sky Sports Martin Brundle.
Pihak lain tidak setuju dan menyoroti kampanye road safety presiden FIA Jean Todt dan sejarah masa lalu Vettel yang kerap kehilangan rasa tenang saat berada di bawah tekanan.
Oktober silam, pebalap Jerman itu lolos dari sanksi setelah meminta maaf kepada direktur balapan Charlie Shiting karena mengucapkan sumpah serapah terhadap dirinya melalui radio tim.
Todt kemudian memutuskan "berdasar pada basis perkecualian" untuk tidak menjatuhkan tindakan disiplin terhadap juara dunia empat kali itu, namun FIA menjelaskan bahwa tindakan serupa akan memicu panggilan ke Pengadilan Internasional.
Vettel menolak untuk menerima kesalahan setelah balapan Minggu, sedangkan ketua tim Ferrari Maurizio Arrivabene berbicara mengenai "sejumlah keputusan yang belum sepenuhnya jelas."