Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, bersama sanggar kegiatan belajar dan layanan konseling pendidikan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024 berkomitmen memfasilitasi hak dan pelayanan yang layak pada para penyandang berkebutuhan khusus.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan saat ini pihaknya sudah memiliki satuan pendidikan non-formal yang bertugas mendampingi anak dan warga putus sekolah serta melayani anak disabilitas.
"Oleh karena itu memberikan fasilitas yang layak untuk mereka ini menjadi kewajiban kita. Hak mereka sebetulnya sama dengan anak-anak lainnya," kata Afzan Arslan Djunaid.
Menurut dia, pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin agar para penyandang berkebutuhan khusus ini mendapatkan hak yang sama.
Sanggar kegiatan belajar, kata dia, sudah melampaui kapasitas kelasnya karena antusias masyarakat yang luar biasa.
"Akan tetapi di area gedung masih banyak tempat kosong yang siap dibangun, puskesmas pembantu juga nanti kami peruntukan untuk klinik khusus disabilitas dan anak berkebutuhan khusus," katanya.
Afzan Arslan mengatakan dengan perhatian yang sepenuhnya kepada anak berkebutuhan khusus ini, maka mereka akan tumbuh kembang lebih baik ke depannya.
"Saya melihat semangat luar biasa terpancar dari para orang tua, anak, guru pengajar, dan guru pendamping, sehingga kolaborasi yang baik ini bisa terbentuk untuk memberikan dukungan pada mereka," katanya.
Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Pekalongan Ahmad Mulyadi mengatakan saat ini layanan bagi penyandang disabilitas sudah cukup baik meski belum secara keseluruhan.
Namun, menurut dia, perhatian Pemkot Pekalongan terkait terhadap kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus dan disabilitas sudah luar biasa.
"Kami berharap ke depan semua layanan yang diberikan pemerintahan bagi penyandang disabilitas bisa lebih maksimal. Kami berharap kepada orang tua jangan pernah malu, berilah motivasi kepada mereka, berikan pendidikan yang layak supaya mereka bisa mandiri seperti orang-orang pada umumnya," kata Ahmad Mulyadi.
Baca juga: Pendidikan inklusif di SD Negeri terapkan PPI pendekatan diferensiasi