Le Bourget, Prancis ANTARA JATENG - Perusahaan mobil terbang asal Slovakia, AeroMobil, memamerkan sebuah kendaraan masa depan yang bisa mengudara juga melaju di darat pada pameran Paris Air Show tahun ini.
Kendaraan terbang dari AeroMobil yang terlihat unik dengan moncong bundar dan sayap bisa dilipat itu menurut rencana akan diproduksi secara berseri pada 2020.
"Setelah Anda mendarat di bandara, Anda bisa mengubah pesawat menjadi mobil dan berjalan ke manapun Anda inginkan," Simon Bendrey, wakil kepala teknik AeroMobil, kepada AFP, Rabu.
AeroMobil mengklaim telah menerima sejumlah pesanan, meski kendaraan itu dijual seharga 1,2-1,5 juta euro (sekitar Rp 18-23 miliar)
Mobil terbang yang semula hanya muncul di sejumlah film akan menjadi kenyataan menyusul banyak perusahaan teknologi yang mengembangkan kendaraan seperti itu.
(Baca: Mobil terbang PAL-V tiba di tangan konsumen pada 2018)
(Lihat juga: Mobil terbang Toyota diharapkan mengudara pada Olimpiade 2020 )
Era baru penerbangan
Bruno Sainjon kepala laboratorium aerospace Perancis (ONERA), di sela-sela Paris Air Show, mengatakan masa depan yang sesungguhnya adalah "sistem transportasi udara yang sesuai permintaan, yang jelas merupakan awal di era baru penerbangan," misalnya layanan taksi terbang.
Mobil terbang bukan hanya sesuatu yang bisa dikendarai oleh manusia, "karena terlalu berisiko," kata Pascal Pincemin spesialis kedirgantaraan Deloitte, kepada AFP. Dia membayangkan adanya sebuah platform digital yang mengelola lalu lintas baru, termasuk di udara.
Ide tersebut, menurut dia, adalah mengembangkan jaringan pesawat lepas landas vertikal yang akan didemonstrasikan pertama kalinya oleh Uber pada 2020.
Dubai akan menjadi lokasi pertama peluncuran helikopter listrik otonom kecil terbaru yang dijadwalkan akan beroperasi akhir tahun ini.
Ada "sebuah hasrat nyata, minat nyata" dalam jenis transportasi di beberapa kota yang padat lalu lintas, kata Jean Brice Dumont, kepala teknik dari Airbus Helicopters.
Pada pameran otomotif di Jenewa, perusahaan Airbus mempresentasikan prototipe mobil terbangnya bernama "Pop Up" yang dikembangkan dengan bekerjasama dengan anak perusahaan Volkswagen.
Di sisi lain, Patrick Cipriani, direktur keamanan direktorat penerbangan sipil Prancis mempertanyakan keamanan menggunakan unit mobil terbang.
"Akankah kita siap menerima level pesawat ringan, yang 100 kali kurang aman?" kata dia, demikian AFP.
(Baca: Mobil terbang Airbus dipamerkan di Jenewa)