Jepara, ANTARA JATENG - Nilai ekspor nonmigas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencapai 224,61 juta dolar AS selama 2016, naik 31,15 persen dibandingkan nilai ekspor selama 2015 yang tercatat hanya 171,26 juta dolar AS.
"Dari nilai ekspor yang mencapai ratusan juta dolar AS tersebut, penyumbang terbesar dari mebel kayu dengan nilai ekspor mencapai 77,49 persen atau Rp174,04 juta dolar AS dari total nilai ekspor di Jepara," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Jepara Inah Nuroniah melalui Kabid Perdagangan Slamet Riyanto di Jepara, Selasa.
Penyumbang ekspor terbesar kedua yakni dari produk nabati dengan nilai ekspor sebesar 16,38 juta dolar AS, kemudian produk tekstil sebesar 13,1 juta dolar AS.
Untuk nilai ekspor produk kayu olahan, kata dia, sebesar 6,18 juta dolar AS atau menurun dibandingkan tahun sebelummnya yang mencapai 7,16 juta dolar AS.
Trend kenaikan ekspor nonmigas di Jepara, terlihat sejak awal tahun karena bulan Januari 2016 volume ekspornya tercatat hanya 4,36 juta kg dengan nilai ekspor sebesar 14,29 juta dolar AS, kemudian Februari 2016 naik menjadi 4,68 juta kg dan Maret 2016 naik lagi menjadi 5,89 juta kg dengan nilai ekspor Rp20,75 juta dolar AS.
Ia mengungkapkan, kenaikan nilai ekspor nonmigas di Jepara juga diikuti penambahan jumlah eksportir.
Pada tahun 2015, katanya, jumlah pengekspor tercatat hanya 313 pengekspor, tahun 2016 bertambah menjadi 324 pengekspor.
Untuk jumlah negara tujuan ekspor, kata Slamet, juga bertambah, meskipun hanya satu negara dari sebelumnya hanya 114 negara.
"Eksportir terbanyak untuk komoditas mebel mencapai 307 eksportir, disusul kayu olahan sebanyak 69 pengekspor, dan kerajinan kayu dan cenderamata sebanyak 65 pengekspor," ujarnya.
Untuk komoditas ekspor lainnya, kata dia, jumlah eksportirnya bervariasi.
Negara tujuan ekspor, katanya, juga didominasi untuk komoditas mebel karena mencapai 113 negara, disusul komoditas kerajinan kayu dan cenderamata sebanyak 41 negara, dan kayu olahan sebanyak 37 negara.
Adapun komoditas ekspor dari Kabupaten Jepara, meliputi mebel dari kayu, kapok atau produk nabati, barang kemasan dari plastik, kerajinan batu dan marmer, keramik, barang dari logam, kerajinan kayu dan cendera mata, kayu olahan, kaca, produk anyaman atau mebel rotan, perlengkapan mebel dan beberapa komoditas lain.
Berita Terkait
Anggota DPR Muhammad Hatta harapkan produk UMKM miliki SNI
Selasa, 17 Desember 2024 19:24 Wib
Menko AHY: Ada penyesuaian harga tiket transportasi umum
Selasa, 17 Desember 2024 17:42 Wib
KAI Purwokerto uji coba Stasiun Kebasen untuk layani penumpang
Selasa, 17 Desember 2024 17:39 Wib
BSI kembangkan ekonomi desa, tanam pohon di Desa Semoyo Yogyakarta
Selasa, 17 Desember 2024 17:13 Wib
Harga pangan hari ini, telur ayam naik jadi Rp31.690 per kg
Selasa, 17 Desember 2024 8:23 Wib
PLN dukung stimulus ekonomi, 97% pelanggan RT dapat diskon 50%
Selasa, 17 Desember 2024 8:09 Wib
Chery optimalkan potensi pasar di Jateng
Senin, 16 Desember 2024 20:27 Wib
Harga rokok naik, penerimaan cukai rokok optimistis tetap capai target
Senin, 16 Desember 2024 20:22 Wib