Semarang, Antara Jateng - Siapa bilang populer tidak penting? Gara-gara kalah populer, sebagian peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan malah "nyasar" ke kantor BPJS Cabang Majapahit Semarang.
"Karena kalah populer, mereka menganggap kantor kami ini adalah BPJS Kesehatan," kisah Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Majapahit Semarang, Yosef Rizal, ketika bersama jajarannya mengunjungi Kantor ANTARA Biro Jawa Tengah di Semarang, Rabu.
Yosef menyatakan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan bergerak dalam bidang jaminan sosial yang berbeda, namun karena ketidaktahuan, mereka mereka menganggap sama.
Oleh karena itu, kata Yosef yang memangku jabatan sebagai Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Majapahit sejak April 2015 itu, menjadi kewajiban bagi diri dan jajarannya untuk terus mengenalkan tugas dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan bagi masyarakat luas, terutama bagi pekerja di sektor formal maupun nonformal.
"Nilai manfaatnya sungguh besar bagi pekerja. Hanya beriuran sekitar Rp500/hari atau Rp16.800 per bulan, mereka mendapat jaminan kecelakaan kerja dan kematian hingga puluhan juta rupiah," katanya.
Ia menceritakan betapa mengenaskan seorang pekerja tanpa jaminan sosial ketika mengalami kecelakaan atau meninggal dunia. "Bisa-bisa tabungan mereka terkuras saat berobat lalu menjadi miskin," kisahnya.
BPJS Ketenagakerjaan yang beroperasi dengan prinsip orang sehat bergotong-royong membantu yang sakit, kata Yosef, menjadikan beban peserta yang mengalami musibah tersebut lebih ringan.
Lebih dari itu, katanya, pekerja yang sedang sakit tetap bisa memberi penghasilan untuk keluarga karena mereka mendapat jaminan penghasilan selama sakit akibat kecelakaan kerja.
Yosef optimistis kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bakal naik seiring dengan kian populernya beragam jaminan sosial yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan baru sekitar 20 persen dari potensi yang ada.
Yosef menyimpulkan salah satu faktor penting untuk mendongkrak popularitas program-progam jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat luas adalah dengan melibatkan media.
"Tanpa media, program yang dimiliki dan apa saja yang sudah dilakulan oleh BPJS Ketenagakerjaan hanya diketahui oleh sedikti orang," katanya.
"Kami tidak ingin orang 'kesasar' lagi ke sini," kisah Yosef seraya tersenyum.
(Achmad Zaenal M/Nur Istibsaroh)
Berita Terkait
Wenger Didakwa FA Gara-Gara Insiden Makian pada Ofisial Saat Lawan Burnley
Selasa, 24 Januari 2017 8:03 Wib
Dolar AS Ambruk Gara-Gara Omongan Presiden Donald Trump
Selasa, 24 Januari 2017 6:34 Wib
Oknum Polisi Dilaporkan Gara-Gara Gadaikan Mobil Rental
Senin, 23 Januari 2017 21:35 Wib
Gara-Gara Bergurau Tentang Bom dalam Pesawat Dua WNI masih Ditahan
Rabu, 18 Januari 2017 17:11 Wib
Gara-Gara Gelar Kegiatan Bela Negara dengan FPI, Dandim Lebak Dicopot
Senin, 9 Januari 2017 10:47 Wib
Malam Tahun Baru, Delapan Warga Denpasar Dirawat Gara-Gara Petasan
Minggu, 1 Januari 2017 10:38 Wib
Gara-gara Typo, Rusia Berhasil Retas Pemilu AS
Kamis, 15 Desember 2016 9:06 Wib
Gara-Gara Narkoba, Dicopot dari Jabatan Ketua Komisi
Jumat, 4 November 2016 21:11 Wib