Semarang, Antara Jateng - Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang kini memiliki alat canggih simulator "dynamic positioning" (DP) untuk menunjang pelayaran dan pertama yang ada di Indonesia.
"Simulator DP ini adalah sebuah alat yang mendukung industri pengeboran lepas pantai (offshore). Di Indonesia, baru pertama ini," kata Direktur PIP Semarang Capt Wisnu Handoko di Semarang, Rabu.
Dalam pengeboran lepas pantai, kata dia, ada "rig", atau semacam alat yang ditarik kapal sampai menemukan posisi tepat, misalnya sumber minyak kemudian baru meluncurkan bor ke dalam laut.
Selama proses pengeboran di lepas pantai, ia menjelaskan, kapal tidak boleh bergerak atau goyah, namun harus tetap tenang mengontrol posisi dan kekuatan yang dibantu oleh sebuah alat, yakni DP.
"Para pelaut yang bekerja di kapal yang melayani pengeboran lepas pantai, selama ini harus belajar pengoperasian DP ke Singapura atau Filipina yang paling dekat untuk kawasan Asia Tenggara," katanya.
Namun, kata dia, para pelaut Indonesia kini tak perlu lagi jauh-jauh belajar ke Singapura atau Filipina dengan dimilikinya simulator DP oleh PIP Semarang, dan biayanya juga jauh lebih murah.
"Di India sebenarnya juga punya (simulator DP, red.), namun kan lebih jauh lagi. Kini, kami sudah punya simulator DP. Bahkan, pelaut dari Malaysia kemarin juga mengambil (kursus) di sini," katanya.
Wisnu mengakui butuh perjuangan bagi PIP Semarang untuk bisa memiliki dan mengoperasikan simulator DP, sebab harus mendapatkan lisensi atau persetujuan dari Nautical Institute (NI) London.
"Kami sebenarnya sudah merintis (simulator DP, red.) sejak 2012, namun karena 'assessment' validasinya dari NI cukup ketat, pertamanya gagal. Kami terus memperbaiki hingga berhasil pada 2016," katanya.
Untuk pengoperasian simulator DP, PIP Semarang bekerja sama dengan PT ARI sebagai pihak yang mau berinventasi di bidang pendidikan kemaritiman karena investasi yang dibutuhkan tidak sedikit.
"Yang jelas, peralatan kemaritiman harus 'update' menyesuaikan perkembangan teknologi di perkapalan. Setiap 2-3 tahun, teknologi kapal pasti berubah. simulator harus menyesuaikan," pungkas Wisnu.
Sementara itu, DP Instructor PIP Semarang, Capt Adib Zamhari menambahkan sebelumnya DP dioperasikan secara manual, namun seiring perkembangan teknologi bisa diatur komputerisasi yang terhubung mesin kapal.
"Untuk pengoperasian DP, saat ini hanya dibutuhkan empat orang. Kini, kami sudah punya simulatornya. Biaya diklatnya juga lebih murah, yakni Rp15-20 juta. Di Singapura bisa sampai Rp30 juta," katanya.
Rencananya, simulator DP PIP Semarang bakal diresmikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, 17 November 2016, bertepatan dengan 1st International Conference on Maritime Education and Training (ICMET) 2016.