"Kemarin (23/4) sekitar pukul 16.00 WIB, ditemukan yoni itu, saat saya dengan Rokib (25) sedang menggali tanah untuk batu bata," kata warga setempat, Samsul Huda (30), di Magelang, Kamis.
Saat mereka menggali tanah hingga kedalaman sekitar satu meter, cangkulnya terantuk benda keras. Setelah tanah digali lebih dalam lagi, ternyata mereka menemukan dua yoni.
Satu yoni berukuran panjang 58 centimeter, lebar 58 centimeter, dan tinggi 50 sentimeter dengan panjang pahatan berbentuk kepala naga 30 centimeter, sedangkan satu lainnya dengan panjang 40 centimeter, lebar 40 centimeter, tinggi 38 centimeter, dan panjang kepala naga 20 centimeter. Mereka juga menemukan pecahan batu yang diduga juga peninggalan pada zaman Hindu.
"Letak yoni dan pecahan-pecahan batu itu tidak terlalu jauh, sekitar 50 centimeter, dengan arca yang ditemukan Selasa (22/4) juga tidak terlalu jauh," katanya.
Temuan yoni tersebut kemudian dijadikan satu dengan temuan dua arca sebelumnya, diletakkan di pekarangan milik warga setempat dan diberi pagar berupa tali rafia. Pada malam hari temuan itu diterangi lampu dan dijaga secara bergiliran oleh masyarakat.
Tim arkeologi bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Magelang akan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan benda tersebut.
"Kemungkinan benda ini buatan abad ke-8, zaman Hindu. Pada 2005 di dekat sini juga ditemukan bangunan candi terbuat dari batu bata. Tetapi, penelitian tidak bisa dilanjutkan karena di atas candi itu terdapat tempat pemakaman umum," kata staf Seksi Museum dan Purbakala Disparbud Pemkab Magelang Lilik Eko Karminto.
Pihaknya akan segera membuat laporan kepada Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah terkait dengan temuan tersebut, untuk penanganan lebih lanjut.
Pada Selasa (22/4), tiga warga setempat, Jamaludin, Yulianto, dan Mat Fadilan, menemukan arca nandi dan fragmen arca dewa zaman Hindu, saat menggali tanah untuk pembuatan batu bata di dusun setempat.