Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, melakukan penanganan terhadap rumah warga Kelurahan Cilacap yang mengalami kerusakan akibat angin kencang yang terjadi pada Jumat (19/9) dini hari.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara di Cilacap, Jumat, mengatakan angin kencang tersebut terjadi sekitar pukul 00.32 WIB dengan durasi kurang lebih 10 menit.
"Angin kencang menyebabkan bagian atap rumah warga rusak dengan kategori rusak sedang, namun tidak ada laporan korban jiwa maupun pengungsian," katanya.
Ia mengatakan setelah menerima laporan kejadian, tim dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Penanganan Kedaruratan Bencana Daerah (PKBD) Cilacap bersama sukarelawan segera melakukan peninjauan lapangan dan pendataan.
Menurut dia, rumah yang terdampak masing-masing milik Deden Firmansyah (45), Heli Develianti (52), Darsiman Karto Miharjo (71), dan Moejianto AHS (67), yang seluruhnya beralamat di Jalan Tengiri Barat RT 06/12 Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, dengan taksiran kerugian materi mencapai Rp750 ribu.
"Kami juga menghimbau warga untuk tetap waspada mengingat kondisi cuaca saat ini mulai memasuki masa peralihan ke musim hujan yang kerap disertai angin kencang maupun petir," katanya.
Selain itu, pihaknya mendorong perangkat wilayah untuk segera menyusun proposal bantuan guna mendukung perbaikan rumah yang terdampak.
Menurut dia, BPBD Cilacap telah menyalurkan bantuan permakanan maupun nonpermakanan untuk mendukung kegiatan kerja bakti penanganan rumah yang mengalami kerusakan.
"Seluruh pihak kami harap tetap disiplin dalam penanganan darurat, sekaligus menyiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana," kata Bayu menegaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya mulai menunjukkan tanda-tanda memasuki masa transisi dari musim kemarau menuju musim hujan meskipun karakteristik kemarau masih cukup dominan.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam dua hari terakhir, kata dia, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sudah terjadi di Cilacap bagian selatan, umumnya pada malam hingga pagi hari.
"Selain itu, pada pengamatan tanggal 10 dan 11 September juga sudah mulai terdeteksi adanya petir di wilayah Cilacap dan sekitarnya. Angin masih bertiup dari arah timur dan tenggara dengan kecepatan cukup kencang, antara 10 sampai 20 knots," katanya.
Menurut dia, kondisi gangguan cuaca yang cukup intens pada musim kemarau tahun 2025 membuat peralihan musim hampir tidak tampak.
Meskipun demikian, dia mengatakan indikasi awal masa transisi sudah mulai terasa dengan munculnya sambaran petir dan turunnya hujan lebih sering pada malam hingga pagi hari.
Ia mengatakan karakteristik umum cuaca pada masa transisi adalah pagi hari cenderung cerah, sedangkan sore atau malam mulai turun hujan yang biasanya disertai petir, dengan arah angin bervariasi dan suhu udara terasa lebih panas atau gerah.
"Lambat laun cuaca akan segera masuk ke musim transisi tersebut. Namun masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir maupun angin kencang yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, termasuk puting beliung," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca, wilayah Cilacap dan sekitarnya dalam tujuh hari ke depan masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama pada periode tiga hari pertama.
"Suhu udara diperkirakan berkisar 24–32 derajat Celcius, angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5–30 kilometer per jam, serta kelembapan udara antara 67–96 persen," kata Teguh.

