Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melaksanakan deteksi dini (skrining) kusta secara serentak dengan melibatkan petugas pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) di 14 puskesmas serta kader kesehatan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan setiap puskesmas bisa memeriksa 350 orang hingga 700 orang.
"Dari kegiatan itu tercatat 35 orang teridentifikasi kusta. Semua pasien yang teridentifikasi langsung diarahkan ke puskesmas untuk pemeriksaan lanjutan serta penanganan medis," katanya.
Menurut dia, warga mengira kusta hanya penyakit kulit biasa, seperti eksim padahal setelah diperiksa oleh petugas dengan Rapid Village Survey ternyata mereka ada terdeteksi penyakit itu.
"Bahkan saat kami skrining ada yang sudah sampai tahap kecacatan pada usia lanjut karena penderita tidak pernah memeriksakan diri terhadap penyakit itu," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dita Ratnasuri menyebutkan dari hasil temuan rata-rata penderita kusta berasal dari lingkungan dengan kondisi sanitasi yang tidak memadai serta rendahnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, kata dia, karena kasus penularan dari keluarga dalam satu rumah terutama jika terdapat ada anggota keluarga yang menderita kusta tanpa pengobatan.
"Kusta bisa menular melalui kontak fisik maupun droplet dari penderita yang tidak diobati. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga terdiagnosa kusta maka penting sekali dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada seluruh penghuni rumah dan pemberian obat kepada kontak erat penderita sebagai tindakan pencegahan," katanya.
Baca juga: Gugah kesadaran terhadap Kusta, KSMHI Perdoski gelar kompetisi penulisan artikel

