Jepara (ANTARA) - Bupati Jepara Witiarso Utomo meminta sekolah di kabupaten tersebut untuk memprioritaskan kunjungan wisata edukatif di wilayah sekitar sebelum melakukan kunjungan wisata ke luar daerah sebagai upaya mendukung kemajuan perekonomian daerah.
"Jika ingin keluar kota, saya minta ada syaratnya kunjungi dulu minimal satu destinasi wisata edukasi di Jepara. Kita ingin menangkap momentum liburan ini sebagai respons terhadap potensi pasar wisata lokal yang besar," ujarnya di Jepara, Jawa Tengah, Jumat.
Salah satu lokasi wisata di Jepara adalah Bumi Perkemahan Jati Cinde yang lokasinya cukup strategis karena di tepi Jalan Jepara - Keling di Kecamatan Kembang. Kawasan tersebut juga cukup teduh karena terdapat tanaman mahoni, sengon, dan aneka pohon lainnya.
Ia berharap dukungan masyarakat bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisata karena tahun lalu yang datang berkisar 12.000 orang. Dengan pembenahan ini, ditargetkan bisa naik dua kali lipat.
Menurut dia, memupuk rasa cinta dan bangga terhadap potensi daerah sendiri sangat penting. Sehingga wisata edukatif merupakan salah satu cara efektif menanamkan pendidikan karakter serta mengenalkan anak-anak pada warisan budaya dan potensi ekonomi daerah.
Untuk itulah, dia meminta, satuan pendidikan lebih aktif berkunjung ke desa wisata, sentra batik, ukiran, tempat ibadah bersejarah, hingga situs tokoh-tokoh besar Jepara.
"Tentunya hal itu, juga salah satu upaya memperkuat karakter anak-anak melalui pendekatan pembelajaran kontekstual," ujarnya.
Ia berharap anak-anak Jepara belajar tidak hanya dari buku di dalam kelas, tetapi juga dari kehidupan nyata di sekitar mereka. Mulai dari kekayaan alam, sejarah, budaya, hingga semangat wirausaha masyarakat.
Bupati Jepara beserta rombongan juga mengunjungi wisata edukasi Biogas Tamura di Desa Bucu, Kecamatan Kembang untuk melihat proses ternak sapi hingga pengolahan biogas dari kotoran sapi.
Ketua Kelompok Tani Makmur 2 Desa Bucu Mulyono mengatakan wisata edukasi Biogas Taruma sudah beroperasi sejak 2023. Saat ini, biogas yang dihasilkan dari kotoran 17 sapi yang dipelihara kelompoknya sudah dimanfaatkan oleh lima keluarga sekitar secara gratis.
"Kami juga siap menyokong wisata edukasi pelajar di Kota Ukir. Para pelajar bisa belajar beternak dan menghasilkan energi dari kotoran sapi," ujarnya.