Kudus (ANTARA) - Rencana Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melestarikan eks Stasiun Kereta Api dengan menyewanya sebagai sentra kuliner mendapat dukungan banyak pihak karena nantinya bisa menjadi simbol identitas Kota Kudus, kata Pemerhati Sejarah Hendy Hendro HS.
"Dengan simbol identitas Kota Kudus tentunya juga bisa memperkuat rasa kebanggaan masyarakat akan budaya dan sejarah leluhurnya. Sehingga dapat pula menjadi daya tarik wisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Hendy Hendro HS yang merupakan akademisi Universitas Muria Kudus (UMK) di Kudus, Senin.
Ketika bekas Stasiun KA tersebut benar-benar disewa, dia mengusulkan, agar nilai sejarahnya juga hidup, maka dibuatkan narasi tentang sejarah stasiun tersebut sehingga selain menjadi sentra usaha juga memberikan edukasi dan pengetahuan kepada pengunjung.
Ia menyambut baik prakarsa Pemkab Kudus memanfaatkan dan mendayagunakan bekas Stasiun KA yang ada di Desa Wergu Kulon, Kecamatan Kota Kudus untuk kegiatan yang bermanfaat dan produktif".
Apalagi, kata dia, selama ini terkesan mangkrak, setelah tidak dipakai lagi untuk kegiatan pasar yang pindah di barat daya Balai Jagong Kudus sejak tahun 2017.
Ia berharap bentuk bangunan bekas Stasiun Kereta Api Wergu Kulon yang dibangun pada zaman Hindia-Belanda tahun 1883 Masehi itu tidak diubah karena sejak tahun 2005 ditetapkan sebagai cagar budaya.
Menurut dia Pemkab Kudus perlu menjaga dan melestarikan benda dan bangunan cagar budaya yang ada di daerahnya, karena benda atau bangunan tersebut merupakan warisan budaya yang sangat berharga.
Dengan pelestarian cagar budaya, dia berharap dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang sejarah dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, serta penyediaan ruang publik yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.
Ia mencatat di Kabupaten Kudus banyak heritage atau warisan yang bisa dikembangkan, mulai dari Kawasan Kudus Kulon, Kawasan Menara, Kawasan Industri Jenang Kaliputu, Rumah Kapal, hingga Rumah Kembar Nitisemito.
Bupati Kudus Sam'ani Intakoris mengakui memiliki rencana untuk menyewa lahan seluas 6.000 meter persegi milik PT KAI yang sebelumnya merupakan stasiun kereta untuk dijadikan sentra kuliner maupun UMKM.
Harga sewanya berkisar Rp3,7 miliar untuk harga komersial per lima tahun, belum termasuk penghitungan bunga ketika pembayarannya dilakukan setiap tahun. Akan tetapi, khusus pemerintah yang menyewa bisa mendapatkan diskon.
Selain untuk memajukan pelaku UMKM, penyewaan lahan bekas stasiun kereta tersebut juga untuk menghindari kesan kurang bersih karena lahan yang begitu luas tidak dipakai dan banyak tanaman gulma.
Baca juga: Pemkab Kudus ajukan bantuan perbaikan Stadion Wergu ke Kementerian PU