Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memaksimalkan penanganan penumpukan sampah yang dibuang di tepi jalan protokol selama masa transisi penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu dengan mengerahkan sejumlah petugas dan armada pengangkut sampah.
Kepala Dinas LIngkungan Hidup Kota Pekalongan Sri Budi Santoso di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa hingga saat ini petugas bekerja lembur setiap hari guna mengatasi tumpukan sampah di sejumlah titik krusial.
"Sisa sampah kami angkut terus, terutama di jalur-jalur padat seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Pelita, dan kawasan Ponpes Al Maliki. Kami maksimalkan seluruh sumber daya yang ada bekerja hingga malam hari untuk memastikan tidak ada tumpukan sampah yang mengganggu," katanya.
Pemkot, kata dia, saat ini memiliki 19 armada truk sampah yang disiagakan penuh untuk mengangkut sisa sampah yang menumpuk di sejumlah titik krusial.
Dia menambahkan setelah TPA Degayu ditutup, sebagian petugas akan dialihkan untuk membantu pemilahan di tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle (TPS-3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Brayan Resik di Kuripan Kertoharjo agar kapasitas pengolahan harian bisa ditingkatkan secara signifikan.
Sri Budi meminta masyarakat ikut berperan aktif menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat apalagi di saat masa transisi sekarang ini.
Pemkot, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak agar wilayah Kota Pekalongan tetap bersih dan sehat meskipun TPA utama sudah tidak bisa digunakan lagi.
"Kami meminta masyarakat disiplin dalam memilah sampah sejak dari rumah. Dukungan warga sangat krusial dalam memperlancar proses ini mengingat keterbatasan ruang dan sarana yang tersedia saat ini," katanya.