Semarang (ANTARA) - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Tengah mengimbau para kadernya agar tidak menjadi golongan putih (golput) pada Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) 2024.
"Ini (pilkada, red.) merupakan event yang diatur oleh perundangan yang berlaku maka kita sebagai warga negara perlu menyikapi ini dengan positif," kata Ketua DPW LDII Jateng Prof Singgih Tri Sulistiyono, di Semarang, Minggu.
Hal tersebut disampaikannya di sela "media gathering" sebagai rangkaian kegiatan Webinar Silaturahim Kebangsaan Jilid IV LDII Jateng.
Khusus untuk warga atau kader LDII, kata dia, organisasi tersebut memiliki moto netral aktif dalam menghadapi kontestasi pesta demokrasi.
"Khusus untuk warga LDII sendiri, kami punya moto yang namanya netral aktif. Netral itu berarti tidak memihak kepada salah satu kontestan atau calon," katanya.
"Kemudian aktif itu warga LDII dilarang untuk golput," kata Singgih yang juga Guru Besar Universitas Diponegoro Semarang.
Menurut dia, LDII harus bersikap netral karena sebagai lembaga dakwah yang harus memberikan pelayanan kepada semua segmen masyarakat.
"Kenapa kami netral? Karena kami merasa sebagai lembaga dakwah yang harus memberikan pelayanan kepada semua segmen masyarakat," katanya.
Jika kemudian menjadi partisan, bergabung, atau menjadi "underbow" dari kekuatan politik tertentu, kata dia, tentunya LDII tidak akan bisa melayani seluruh lapisan masyarakat.
"Makanya, kami netral aktif. Sebagai warga negara yang baik harus menyalurkan aspirasi sesuai dengan pandangan-pandangan secara personal yang merupakan hak politik setiap warga," katanya.
Singgih menegaskan bahwa prinsip netral aktif dalam penyelenggaraan pesta demokrasi merupakan kebijakan dari pusat, yakni DPP LDII.
"Itu merupakan kebijakan yang sudah dituangkan secara tertulis oleh DPP (LDII, red.). Kami sebagai DPW tinggal memberikan sosialisasi pada pimpinan DPD dan warga LDII di Jateng," katanya.
Mengenai jumlah kader LDII di Jateng, ia mengaku sejauh ini pihaknya tidak mendata warga LDII, namun sebagai perkiraan saat ini LDII membina sekitar 1.450 masjid dan mushola di wilayah tersebut.