Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menyatakan komitmennya untuk mengembangkan sejumlah potensi wisata religi yang diklaim sebagai "Segitiga Emas" untuk ditata kembali agar semakin menarik dan bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Dibandingkan dengan daerah lain yang juga memiliki potensi wisata religi, Kabupaten Demak lebih lengkap karena didukung dengan wisata budaya. Selain ada makam Sunan Kalijaga juga ada budaya soal wayang kulit dan tari-tarian," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto saat acara Forum Komunikasi Publik Penataan Kawasan Wisata Budaya "Segitiga Emas Demak" di Gedung Grhadika Bina Praja Demak, Rabu.
Dalam forum komunikasi publik tersebut, hadir Ketua Tim Penyusunan Master Plan Kemendikbudristek 2024 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Undip Retno Susanti.
Untuk itulah, kata dia, Pemkab Demak berkomitmen untuk mengembangkannya, dengan memperbaiki sejumlah kekurangannya sesuai hasil kajian Tim Penelitian Dosen Pemula (PDP) Kemendikbudristek Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Undip dan Dinas Pariwisata Demak.
Tentunya, imbuh dia, masterplan tersebut juga bisa dijadikan acuan untuk pengembangan. Secara bertahap masukan yang disusun melalui masterplan penataan kawasan wisata budaya "segitiga emas Demak" itu akan diupayakan untuk dipenuhi sesuai prioritas.
Ia mengakui tidak semua masukan dari tiga kawasan yang disebut segitiga emas tersebut, yakni Masjid Agung Demak, Makam dan Masjid Sunan Kalijaga, serta Taman Parkir Wisata Tembiring Jogo Indah bisa dipenuhi.
"Khusus untuk Taman Parkir Wisata Tembiring Jogo Indah, sebelumnya sudah ada penataan dan perencanaan sebelumnya juga hendak dibangun gedung besar dilengkapi parkir dan tempat jualan. Untuk menghidupkan pedagang kaki lima, muncul juga ide pembuatan tempat parkir bus dibuat berhadapan dengan kios pedagang," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penyusunan Masterplan Kemendikbudristek 2024 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Undip Retno Susanti mengakui penyusunan masterplan tersebut hampir satu tahun untuk bisa memotret potensi dan hal-hal yang perlu ditata kembali agar menjadi destinasi wisata yang menarik dan nyaman bagi wisatawan.
"Dari masterplan tersebut, ada hal-hal yang bisa dilakukan bersama dan solutif. Kami sebagai penerima hibah dari Kemendikbudristek tidak berhenti dari kajian saja, paling tidak ada program lanjutan," ujarnya.
Melalui rencana induk tersebut, kata dia, merupakan upaya bersama mengintegrasikan tiga tempat yang punya rumah sendiri-sendiri yang sudah berjalan bertahun-tahun dengan tujuan untuk memuliakan dan memanjakan tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Demak agar nantinya bisa berkunjung kembali.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Endah Cahya Rini menambahkan kerja sama dengan Undip berawal dari sejumlah persoalan yang terjadi di sejumlah objek wisata di Kabupaten Demak untuk disampaikan ke Kemendikbudristek dengan mengirimkan proposal kegiatan hasil kerja sama dengan Undip Semarang.
"Masterplan ini merupakan hasil kerja bersama dengan pembiayaan bersama, antara Dirjen Dikti Kemendikburistek dan Undip serta Pemkab Demak melalui Dinas Pariwisata," ujarnya.
Kegiatan penyusunan rencana induk penataan kawasan wisata di Demak itu, kata dia, untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang terjadi, mengingat Pemkab Demak tidak mungkin menyelesaikannya sendiri.
"Penyusunannya dimulai dari survei, forum diskusi, simulasi di lapangan, hingga sembilan tahap. Sedangkan hari ini (7/) merupakan tahap terakhir dengan menyajikan hasil dari permasalahan yang ada menjadi sebuah rencana induk. Ini juga menjadi ajang pengujian untuk mendapatkan masukan semua pihak," ujarnya.