Pemkot Semarang: Pengangguran terbuka turun jadi 5,99 persen
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menyebutkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di wilayah tersebut mengalami penurunan signifikan dari 7,60 persen pada 2020 menjadi 5,99 persen pada 2023.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Jumat, mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang telah turun signifikan, yakni sekitar 1,61 persen.
Diakui Ita, sapaan akrab Hevearita, upaya penuntasan tingkat pengangguran terbuka di "Kota Atlas" --sebutan Kota Semarang-- memang menunjukkan tren yang positif.
Menurut dia, keberhasilan menurunkan TPT mengonfirmasi bahwa masyarakat di Kota Semarang telah banyak yang sudah memiliki pekerjaan atau memilih berwirausaha.
Artinya, kata dia, penurunan TPT juga berimplikasi dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kota Semarang.
"Pemkot Semarang menerima penghargaan atas penurunan angka TPT terbaik di Jawa Tengah dari 7,60 menjadi 5,99 persen," katanya usai membuka Bursa Kerja/Job Fair 2024 dan Perayaan May Day di Mall Sentraland Semarang.
Atas penurunan TPT tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan penghargaan kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang atas capaian penurunan tingkat pengangguran terbuka terbaik kabupaten/ kota se-Jateng 2023.
Sebagai pucuk pimpinan di Kota Semarang, Ita secara langsung menerima anugerah yang diserahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng Ahmad Aziz pada bursa kerja tersebut.
"Antara pemerintah dengan perusahaan saling membantu mengurangi tingkat pengangguran. Kalau ruang diperlebar, artinya makin banyak kesempatan," katanya.
Ia mengatakan kegiatan bursa kerja akan dimasifkan lagi di Kota Semarang dengan menggandeng lebih banyak perusahaan dan instansi yang bergerak pada bidang ketenagakerjaan.
Jadi, kata dia, momentum penurunan angka pengangguran tersebut juga mendorong pemerintah dapat bekerja lebih maksimal.
"Harapannya 'job fair' tidak satu kali saja, bisa digelar kembali dengan menggandeng lebih banyak. Bisa dengan universitas pada saat wisuda memberikan brosur, begitu menerima ijazah bisa cepat dapat kerja," katanya.
Selain itu, orang nomor satu di Kota Semarang tersebut berpesan kepada para pencari kerja agar lebih teliti dalam melamar pekerjaan, termasuk pula menyesuaikan kemampuan atau keahlian yang dibutuhkan perusahaan.
"Harus didorong keuletan karena kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus melewati proses-proses panjang," katanya.
Baca juga: Angka pengangguran di Kota Semarang turun jadi 5,9 persen
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Jumat, mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang telah turun signifikan, yakni sekitar 1,61 persen.
Diakui Ita, sapaan akrab Hevearita, upaya penuntasan tingkat pengangguran terbuka di "Kota Atlas" --sebutan Kota Semarang-- memang menunjukkan tren yang positif.
Menurut dia, keberhasilan menurunkan TPT mengonfirmasi bahwa masyarakat di Kota Semarang telah banyak yang sudah memiliki pekerjaan atau memilih berwirausaha.
Artinya, kata dia, penurunan TPT juga berimplikasi dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kota Semarang.
"Pemkot Semarang menerima penghargaan atas penurunan angka TPT terbaik di Jawa Tengah dari 7,60 menjadi 5,99 persen," katanya usai membuka Bursa Kerja/Job Fair 2024 dan Perayaan May Day di Mall Sentraland Semarang.
Atas penurunan TPT tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan penghargaan kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang atas capaian penurunan tingkat pengangguran terbuka terbaik kabupaten/ kota se-Jateng 2023.
Sebagai pucuk pimpinan di Kota Semarang, Ita secara langsung menerima anugerah yang diserahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng Ahmad Aziz pada bursa kerja tersebut.
"Antara pemerintah dengan perusahaan saling membantu mengurangi tingkat pengangguran. Kalau ruang diperlebar, artinya makin banyak kesempatan," katanya.
Ia mengatakan kegiatan bursa kerja akan dimasifkan lagi di Kota Semarang dengan menggandeng lebih banyak perusahaan dan instansi yang bergerak pada bidang ketenagakerjaan.
Jadi, kata dia, momentum penurunan angka pengangguran tersebut juga mendorong pemerintah dapat bekerja lebih maksimal.
"Harapannya 'job fair' tidak satu kali saja, bisa digelar kembali dengan menggandeng lebih banyak. Bisa dengan universitas pada saat wisuda memberikan brosur, begitu menerima ijazah bisa cepat dapat kerja," katanya.
Selain itu, orang nomor satu di Kota Semarang tersebut berpesan kepada para pencari kerja agar lebih teliti dalam melamar pekerjaan, termasuk pula menyesuaikan kemampuan atau keahlian yang dibutuhkan perusahaan.
"Harus didorong keuletan karena kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus melewati proses-proses panjang," katanya.
Baca juga: Angka pengangguran di Kota Semarang turun jadi 5,9 persen