BPJS Ketenagakerjaan Surakarta fokus jaring kepesertaan dari BPU
Solo (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan Surakarta tengah fokus menjaring kepesertaan dari kelompok bukan penerima upah (BPU) menyusul masih rendahnya jumlah peserta dari kalangan ini.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Tonny WK di Solo Jawa Tengah Rabu mengatakan, beberapa pekerjaan dari bukan penerima upah itu di antaranya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ojek online atau berbasis internet, dan supeltas (sebuah kesadaran masyarakat untuk melayani sesama masyarakat).
Terkait kepesertaan dari kelompok tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi dengan melibatkan instansi terkait.
Bahkan, belum lama ini pihaknya bekerja sama dengan Kecamatan Banjarsari mengoptimalkan keberadaan perusahaan swasta untuk ikut berpartisipasi melindungi BPU.
"Ini baru buat pilot projects di Kecamatan Banjarsari. Jadi kami minta perusahaan setempat, tolong kamu melindungi sepuluh orang saja BPU," katanya.
Tonny mengatakan dalam hal ini perusahaan tersebut mengiurkan peserta dari BPU. Jumlah pekerja bisa tergantung dari kemampuan perusahaan.
Pihaknya mencatat hingga saat ini peserta dari BPU yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui program tersebut sudah mencapai 483 peserta.
"Kami sudah koordinasi dengan Disnaker, ini akan merembet ke daerah lain," katanya.
Sementara itu, untuk di Kota Solo peserta dari kelompok BPU baru mencapai sekitar 30 persen dari potensi yang ada, yakni 70.463 orang.
Melihat masih banyaknya potensi yang belum tergarap, pihaknya menargetkan khusus di Solo dan Wonogiri ada penambahan sebanyak 63.339 peserta dari BPU pada tahun depan.
"Kalau kepesertaan dari kelompok penerima upah targetnya ada penambahan sebanyak 58.938 peserta pada tahun 2024," katanya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit sosialisasikan program di Pasar Demak
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Tonny WK di Solo Jawa Tengah Rabu mengatakan, beberapa pekerjaan dari bukan penerima upah itu di antaranya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ojek online atau berbasis internet, dan supeltas (sebuah kesadaran masyarakat untuk melayani sesama masyarakat).
Terkait kepesertaan dari kelompok tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi dengan melibatkan instansi terkait.
Bahkan, belum lama ini pihaknya bekerja sama dengan Kecamatan Banjarsari mengoptimalkan keberadaan perusahaan swasta untuk ikut berpartisipasi melindungi BPU.
"Ini baru buat pilot projects di Kecamatan Banjarsari. Jadi kami minta perusahaan setempat, tolong kamu melindungi sepuluh orang saja BPU," katanya.
Tonny mengatakan dalam hal ini perusahaan tersebut mengiurkan peserta dari BPU. Jumlah pekerja bisa tergantung dari kemampuan perusahaan.
Pihaknya mencatat hingga saat ini peserta dari BPU yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui program tersebut sudah mencapai 483 peserta.
"Kami sudah koordinasi dengan Disnaker, ini akan merembet ke daerah lain," katanya.
Sementara itu, untuk di Kota Solo peserta dari kelompok BPU baru mencapai sekitar 30 persen dari potensi yang ada, yakni 70.463 orang.
Melihat masih banyaknya potensi yang belum tergarap, pihaknya menargetkan khusus di Solo dan Wonogiri ada penambahan sebanyak 63.339 peserta dari BPU pada tahun depan.
"Kalau kepesertaan dari kelompok penerima upah targetnya ada penambahan sebanyak 58.938 peserta pada tahun 2024," katanya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit sosialisasikan program di Pasar Demak