Meskipun telah membuka dan mengasuh Ponpes Daruttaqwa, Aipda Agus Miswanto mengaku memiliki cita-cita besar untuk mengembangkan pesantrennya menjadi pesantren Presisi seperti slogan Polri.
Cita-cita tersebut akan diwujudkan dengan memanfaatkan lahan sawah di belakang rumah Agus yang hendak dijual oleh pemiliknya. Bahkan, pengasuh Ponpes Daruttaqwa itu telah membeli seluas 50 ubin.
Oleh karena itu, dia mengharapkan dukungan dari para pejabat tinggi Polri untuk mendirikan pondok pesantren khusus berupa Ponpes Presisi.
Menurut dia, hal itu disebabkan Polri di tengah perkembangan zaman yang makin pesat membutuhkan anggota yang saleh dan salehah, sesuai prinsip Ahlussunnah wal jama'ah, moderat dan tidak fanatik.
Bahkan, dia mengaku sempat berpikir mengapa Polri tidak memiliki pesantren sendiri guna menyiapkan generasi-generasi muda calon anggota Polri yang berakhlak karimah.
Semua itu tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan melalui Ponpes Daruttaqwa dengan menyiapkan santri yang hafal Al Quran dan kitab lainnya agar ke depan bisa mengikuti pendidikan calon bintara Polri melalui jalur hafidz atau penghafal Al Quran, meskipun tetap harus bersaing dengan pendaftar lainnya.
Ini yang bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri karena anak-anaknya cetakan pondoknya orang Polri, ujar suami dari Rahayu Murfisari itu.
Ia optimistis dengan berbekal pengetahuan keagamaan yang diperoleh melalui pesantren, para calon anggota Polri bisa memahami bahwa mereka harus ikhlas dan mengharapkan rida Allah SWT dalam melaksanakan tugasnya.
Bagi Agus, pendidikan agama sangat penting, namun tentunya tidak bisa asal pesantren karena zaman sekarang banyak sekali oknum-oknum pengasuh pesantren yang melanggar hukum.
Bahkan, ada pula pesantren yang menjadikan santrinya melupakan orang tua karena berbeda aliran atau pemahamannya.
Dengan demikian, masyarakat diimbau jeli dalam memilih pesantren bagi anak-anaknya, yakni dengan memilih pesantren-pesantren yang para pengasuhnya memiliki jiwa nasionalis dan siap mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apa yang dijalani Aipda Agus Miswanto menjadi salah satu contoh bahwa masih ada anggota Polri yang peduli terhadap dunia pendidikan keagamaan, meskipun dalam pemberitaan selama ini sering dihiasi dengan berita tentang penyimpangan oknum Polri.