Pemkot bantah usir PSIS dari Citarum, klub tetap boleh berlatih
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang memastikan bahwa PSIS Semarang tetap bisa berlatih di Stadion Citarum meski ada pergantian pengelola stadion tersebut yang semula dipegang oleh PT Mahesa Jenar Semarang selaku manajemen PSIS.
"Pada prinsipnya, Kami Pemerintah Kota Semarang mendukung penuh PSIS sebagai tim kebanggaan warga Semarang untuk tetap berlatih di stadion Citarum," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang Fravarta Sadman di Semarang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi informasi di media sosial yang menyebutkan seolah-olah PSIS "terusir" dari Stadion Citarum yang selama ini menjadi markasnya, seiring dengan adanya pergantian manajemen pengelola stadion.
Kontrak manajemen PSIS untuk mengelola Stadion Citarum Semarang berakhir pada 23 April 2023 dan mereka tidak memperpanjang kontrak meski sudah diberikan toleransi waktu penawaran perpanjangan oleh Pemkot Semarang.
"Pemkot Semarang melalui Dinpora kemudian memberikan tenggang waktu kepada pihak manajemen PSIS untuk menyelesaikan pembayaran perpanjangan masa pengelolaan stadion selama satu bulan lebih," katanya.
Karena sampai batas waktu yang telah dijanjikan pihak manajemen PSIS tidak melakukan pembayaran perpanjangan pengelolaan, kata dia, maka Pemkot Semarang menerima penawaran pihak lain, yakni PT Saudara Meroket Bersama untuk mengelola stadion Citarum.
Menurut dia, langkah tersebut diambil sebagai bentuk ketegasan Pemkot Semarang untuk menyelamatkan aset negara sehingga masyarakat tetap bisa memanfaatkan stadion Citarum seperti sedia kala.
Dengan pengelola baru, ia berharap pengelolaan Stadion Citarum akan menjadi lebih profesional, dan nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, sementara manajemen PSIS juga bisa lebih fokus dalam mengelola, mengawal, dan membesarkan PSIS.
"Intinya bahwa dengan pengelolaan Stadion Citarum melalui manajemen yang baru tidak kemudian membuat PSIS terusir. PSIS masih bisa tetap berlatih di sana," pungkas Fravarta.
Lebih lanjut, Fravarta menjelaskan dengan pengelolaan stadion Citarum oleh pihak lain diharapkan pengelolaannya akan menjadi lebih profesional dan nantinya Stadion Citarum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, manajemen PSIS juga bisa lebih fokus dalam mengelola, mengawal dan membesarkan PSIS.
"Intinya bahwa dengan pengelolaan Stadion Citarum melalui manajemen yang baru tidak kemudian membuat PSIS terusir. PSIS masih bisa tetap berlatih di sana," pungkas Fravarta.
Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin menambahkan jika Pemkot Semarang tentunya bertindak berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan Stadion Citarum.
Terkait pengelolaan barang milik daerah, kata dia, telah diatur dalam Permendagri Nomor 41 tahun 2021 tentang penatausahaan barang milik daerah, sedangkan di lain pihak ada klub sepak bola PSIS yang dikelola secara profesional.
"Berbicara profesional, maka barang milik daerah pun juga harus dikelola secara profesional. Artinya bahwa ini bukan lembaga sosial yang sudah diatur segala sesuatunya dalam Permendagri," katanya.
Iswar pun mengajak pihak-pihak terkait untuk bertemu dan berdiskusi.
"Tidak perlu kemudian kita ramai-ramai, kan kita sama-sama membangun kota Semarang menjadi lebih baik. PSIS adalah klub besar kebanggaan kita yang harus kita support," tegas Iswar.
Pengelola baru, kata dia, rencananya sudah siap untuk memperbaiki sarana prasarana Stadion Citarum yang kondisinya sudah tidak memadai, seperti kebocoran di beberapa sudut stadion, kamar mandi yang tidak terawat, dan melakukan perbaikan sisi tribun dan sisi dalam.
"Pada prinsipnya, Kami Pemerintah Kota Semarang mendukung penuh PSIS sebagai tim kebanggaan warga Semarang untuk tetap berlatih di stadion Citarum," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang Fravarta Sadman di Semarang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikannya menanggapi informasi di media sosial yang menyebutkan seolah-olah PSIS "terusir" dari Stadion Citarum yang selama ini menjadi markasnya, seiring dengan adanya pergantian manajemen pengelola stadion.
Kontrak manajemen PSIS untuk mengelola Stadion Citarum Semarang berakhir pada 23 April 2023 dan mereka tidak memperpanjang kontrak meski sudah diberikan toleransi waktu penawaran perpanjangan oleh Pemkot Semarang.
"Pemkot Semarang melalui Dinpora kemudian memberikan tenggang waktu kepada pihak manajemen PSIS untuk menyelesaikan pembayaran perpanjangan masa pengelolaan stadion selama satu bulan lebih," katanya.
Karena sampai batas waktu yang telah dijanjikan pihak manajemen PSIS tidak melakukan pembayaran perpanjangan pengelolaan, kata dia, maka Pemkot Semarang menerima penawaran pihak lain, yakni PT Saudara Meroket Bersama untuk mengelola stadion Citarum.
Menurut dia, langkah tersebut diambil sebagai bentuk ketegasan Pemkot Semarang untuk menyelamatkan aset negara sehingga masyarakat tetap bisa memanfaatkan stadion Citarum seperti sedia kala.
Dengan pengelola baru, ia berharap pengelolaan Stadion Citarum akan menjadi lebih profesional, dan nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, sementara manajemen PSIS juga bisa lebih fokus dalam mengelola, mengawal, dan membesarkan PSIS.
"Intinya bahwa dengan pengelolaan Stadion Citarum melalui manajemen yang baru tidak kemudian membuat PSIS terusir. PSIS masih bisa tetap berlatih di sana," pungkas Fravarta.
Lebih lanjut, Fravarta menjelaskan dengan pengelolaan stadion Citarum oleh pihak lain diharapkan pengelolaannya akan menjadi lebih profesional dan nantinya Stadion Citarum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, manajemen PSIS juga bisa lebih fokus dalam mengelola, mengawal dan membesarkan PSIS.
"Intinya bahwa dengan pengelolaan Stadion Citarum melalui manajemen yang baru tidak kemudian membuat PSIS terusir. PSIS masih bisa tetap berlatih di sana," pungkas Fravarta.
Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin menambahkan jika Pemkot Semarang tentunya bertindak berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan Stadion Citarum.
Terkait pengelolaan barang milik daerah, kata dia, telah diatur dalam Permendagri Nomor 41 tahun 2021 tentang penatausahaan barang milik daerah, sedangkan di lain pihak ada klub sepak bola PSIS yang dikelola secara profesional.
"Berbicara profesional, maka barang milik daerah pun juga harus dikelola secara profesional. Artinya bahwa ini bukan lembaga sosial yang sudah diatur segala sesuatunya dalam Permendagri," katanya.
Iswar pun mengajak pihak-pihak terkait untuk bertemu dan berdiskusi.
"Tidak perlu kemudian kita ramai-ramai, kan kita sama-sama membangun kota Semarang menjadi lebih baik. PSIS adalah klub besar kebanggaan kita yang harus kita support," tegas Iswar.
Pengelola baru, kata dia, rencananya sudah siap untuk memperbaiki sarana prasarana Stadion Citarum yang kondisinya sudah tidak memadai, seperti kebocoran di beberapa sudut stadion, kamar mandi yang tidak terawat, dan melakukan perbaikan sisi tribun dan sisi dalam.