Bupati Banyumas cek kesiapsiagaan hadapi bencana alam semasa pandemi
Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein mengecek kesiapan personel serta sarana dan prasarana pendukung penanggulangan bencana alam semasa pandemi COVID-19, ketika seluruh kegiatan harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Usai apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana di halaman Markas Komando Distrik Militer 0701/Banyumas di Purwokerto, Senin, dia mengingatkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas dan para sukarelawan mengenai pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan penanggulangan bencana alam.
"Minimal pakai masker, aman. Masker ini sangat vital," katanya, menambahkan, penggunaan masker dapat mengurangi risiko penularan virus corona penyebab COVID-19.
Bupati juga mengemukakan pentingnya mitigasi berlanjut untuk meminimalkan dampak bencana.
Baca juga: BPBD Banjarnegara intensifkan pemantauan di desa rawan longsor
"Peralatan juga harus siap siaga, personel siap siaga, dan mitigasinya dari awal sudah kita lakukan," katanya.
Ia mengatakan bencana yang sering terjadi di wilayah Banyumas adalah tanah longsor dan banjir dan pemerintah daerah sudah melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Memang ada langkah-langkah yang sifatnya permanen seperti normalisasi sungai, bikin parapet (sandaran). Tetapi hal itu membutuhkan waktu panjang dan dana yang besar," kata dia.
Namun normalisasi belum dilakukan pada semua sungai dan pemasangan beton belum dilakukan pada area-area yang berpotensi longsor.
Ia mengatakan bahwa sungai-sungai yang belum dinormalisasi berpotensi menyebabkan banjir serta tebing-tebing yang belum dibeton masih berisiko longsor.
Mengenai fenomena La Nina moderat yang diprakirakan menyebabkan peningkatan curah hujan pada musim hujan tahun 2020, Bupati mengatakan bahwa pemerintah daerah sudah melakukan langkah mitigasi.
"Harus lebih baik dari tahun lalu. Persiapannya harus dikuatkan, ditambah, anggarannya pun saya pikir juga kita tambahkan," katanya, menambahkan, alokasi dana untuk kebencanaan sudah ditambah dari Rp2,3 miliar menjadi Rp4 miliar.
Kesiapsiagaan
Komandan Kodim 0701/Banyumas Letnan Kolonel Infanteri Candra mengatakan bahwa apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana diikuti oleh 300 personel dari berbagai instansi, organisasi kemasyarakatan, dan sukarelawan.
"Kalau di lapangan, semuanya termasuk para sukarelawan bisa mencapai 1.000 orang," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka mengatakan penanggulangan bencana bukan hanya kewenangan instansi tertentu saja.
"Penanggulangan bencana ini tidak hanya oleh instansi tertentu, akan tetapi guyubnya kita yang harus kita kedepankan untuk bisa menanggulangi, minimal respons cepat untuk penanggulangan bencananya," kata dia.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Banyumas, bencana longsor melanda sejumlah bagian Banyumas akibat hujan lebat yang terjadi pada Minggu (25/10) malam hingga Senin (26/10) dini hari, antara lain di Desa Binangun, Kecamatan Banyumas; Desa Adisana, Kecamatan Kebasen; serta Desa Klinting, Kecamatan Somagede.
Baca juga: Banjarnegara siagakan personel dan peralatan untuk antisipasi bencana
Baca juga: 500 relawan di Kudus siap bantu antisipasi dampak bencana alam
Usai apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana di halaman Markas Komando Distrik Militer 0701/Banyumas di Purwokerto, Senin, dia mengingatkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas dan para sukarelawan mengenai pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan penanggulangan bencana alam.
"Minimal pakai masker, aman. Masker ini sangat vital," katanya, menambahkan, penggunaan masker dapat mengurangi risiko penularan virus corona penyebab COVID-19.
Bupati juga mengemukakan pentingnya mitigasi berlanjut untuk meminimalkan dampak bencana.
Baca juga: BPBD Banjarnegara intensifkan pemantauan di desa rawan longsor
"Peralatan juga harus siap siaga, personel siap siaga, dan mitigasinya dari awal sudah kita lakukan," katanya.
Ia mengatakan bencana yang sering terjadi di wilayah Banyumas adalah tanah longsor dan banjir dan pemerintah daerah sudah melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Memang ada langkah-langkah yang sifatnya permanen seperti normalisasi sungai, bikin parapet (sandaran). Tetapi hal itu membutuhkan waktu panjang dan dana yang besar," kata dia.
Namun normalisasi belum dilakukan pada semua sungai dan pemasangan beton belum dilakukan pada area-area yang berpotensi longsor.
Ia mengatakan bahwa sungai-sungai yang belum dinormalisasi berpotensi menyebabkan banjir serta tebing-tebing yang belum dibeton masih berisiko longsor.
Mengenai fenomena La Nina moderat yang diprakirakan menyebabkan peningkatan curah hujan pada musim hujan tahun 2020, Bupati mengatakan bahwa pemerintah daerah sudah melakukan langkah mitigasi.
"Harus lebih baik dari tahun lalu. Persiapannya harus dikuatkan, ditambah, anggarannya pun saya pikir juga kita tambahkan," katanya, menambahkan, alokasi dana untuk kebencanaan sudah ditambah dari Rp2,3 miliar menjadi Rp4 miliar.
Kesiapsiagaan
Komandan Kodim 0701/Banyumas Letnan Kolonel Infanteri Candra mengatakan bahwa apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana diikuti oleh 300 personel dari berbagai instansi, organisasi kemasyarakatan, dan sukarelawan.
"Kalau di lapangan, semuanya termasuk para sukarelawan bisa mencapai 1.000 orang," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka mengatakan penanggulangan bencana bukan hanya kewenangan instansi tertentu saja.
"Penanggulangan bencana ini tidak hanya oleh instansi tertentu, akan tetapi guyubnya kita yang harus kita kedepankan untuk bisa menanggulangi, minimal respons cepat untuk penanggulangan bencananya," kata dia.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Banyumas, bencana longsor melanda sejumlah bagian Banyumas akibat hujan lebat yang terjadi pada Minggu (25/10) malam hingga Senin (26/10) dini hari, antara lain di Desa Binangun, Kecamatan Banyumas; Desa Adisana, Kecamatan Kebasen; serta Desa Klinting, Kecamatan Somagede.
Baca juga: Banjarnegara siagakan personel dan peralatan untuk antisipasi bencana
Baca juga: 500 relawan di Kudus siap bantu antisipasi dampak bencana alam