500 relawan di Kudus siap bantu antisipasi dampak bencana alam
Kudus (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memperkirakan ada sebanyak 500 relawan yang siap diterjunkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam akibat curah hujan tinggi di daerah setempat.
"Ratusan relawan sebanyak itu tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Kudus. Secara administrasi relawan yang terdaftar memang baru 110-an orang, namun ketika dibutuhkan relawan lain yang totalnya mencapai 500-an orang juga siap diterjunkan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Budi Waluyo ditemui usai "Apel Bersama Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dan Pengecekan Prasarana Ops Zebra Candi 2020" di Alun-alun Kudus, Sabtu.
Ia mengakui peran relawan dalam membantu penanganan dampak bencana alam cukup besar karena jumlah personel BPBD juga terbatas.
Selain menyiapkan personel dari BPBD dan relawan, tentunya ada personel tambahan dari TNI dan Polri.
BPBD Kudus juga menyiapkan peralatan pendukung lainnya untuk antisipasi bencana, seperti perahu karet plus mesin, tenda pleton dan regu, generator set (genset), pelampung belasan unit, tali carmentel, dan sejumlah alat pendukung lainnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo mengingatkan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas.
"Siapkan mental dan fisik dengan dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja yang tinggi, dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana alam secara cepat dan tepat," ujarnya.
Ia mengingatkan untuk mengenali dan menguasai situasi medan sehingga dalam pelaksanaan penanggualangan bencana dapat berjalan dengan lancar, dan tidak terdapat korban dari petugas dan masyarakat karena Kurangnya pengetahuan terhadap situasi lapangan.
Ketika sudah memasuki bulan Oktober, kata dia, Kabupaten Kudus harus sudah siap menghadapi segala bencana yang mungkin bisa timbul karena sudah memasuki musim penghujan.
"Potensi bencana yang mungkin terjadi, di antaranya banjir, tanah longsor, dan puting beliung," ujarnya.
Semua pimpinan kecamatan, diminta mempersiapkan dan memetakan wilayah rawan bencananya serta mempersiapkan relawan penanggulangan bencana per desa sehingga bisa mempersiapkan diri lebih dini lagi.
Masing-masing kecamatan juga diminta untuk menyiapkan satu tempat untuk pengungsian lengkap dengan dapur umum dan fasilitas kesehatannya.
Adapun daerah yang rawan terjadi bencana, yakni untuk bencana tanah longsong kerap terjadi di Kecamatan Dawe dan Gebog, sedangkan banjir sering terjadi di Kecamatan Mejobo, Undaan, Jekulo, Jati, dan Kaliwungu.
"Ratusan relawan sebanyak itu tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Kudus. Secara administrasi relawan yang terdaftar memang baru 110-an orang, namun ketika dibutuhkan relawan lain yang totalnya mencapai 500-an orang juga siap diterjunkan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Budi Waluyo ditemui usai "Apel Bersama Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana dan Pengecekan Prasarana Ops Zebra Candi 2020" di Alun-alun Kudus, Sabtu.
Ia mengakui peran relawan dalam membantu penanganan dampak bencana alam cukup besar karena jumlah personel BPBD juga terbatas.
Selain menyiapkan personel dari BPBD dan relawan, tentunya ada personel tambahan dari TNI dan Polri.
BPBD Kudus juga menyiapkan peralatan pendukung lainnya untuk antisipasi bencana, seperti perahu karet plus mesin, tenda pleton dan regu, generator set (genset), pelampung belasan unit, tali carmentel, dan sejumlah alat pendukung lainnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo mengingatkan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas.
"Siapkan mental dan fisik dengan dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja yang tinggi, dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana alam secara cepat dan tepat," ujarnya.
Ia mengingatkan untuk mengenali dan menguasai situasi medan sehingga dalam pelaksanaan penanggualangan bencana dapat berjalan dengan lancar, dan tidak terdapat korban dari petugas dan masyarakat karena Kurangnya pengetahuan terhadap situasi lapangan.
Ketika sudah memasuki bulan Oktober, kata dia, Kabupaten Kudus harus sudah siap menghadapi segala bencana yang mungkin bisa timbul karena sudah memasuki musim penghujan.
"Potensi bencana yang mungkin terjadi, di antaranya banjir, tanah longsor, dan puting beliung," ujarnya.
Semua pimpinan kecamatan, diminta mempersiapkan dan memetakan wilayah rawan bencananya serta mempersiapkan relawan penanggulangan bencana per desa sehingga bisa mempersiapkan diri lebih dini lagi.
Masing-masing kecamatan juga diminta untuk menyiapkan satu tempat untuk pengungsian lengkap dengan dapur umum dan fasilitas kesehatannya.
Adapun daerah yang rawan terjadi bencana, yakni untuk bencana tanah longsong kerap terjadi di Kecamatan Dawe dan Gebog, sedangkan banjir sering terjadi di Kecamatan Mejobo, Undaan, Jekulo, Jati, dan Kaliwungu.