Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengintensifkan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan ternak untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Syam Manohara di Batang, Senin, mengatakan bahwa memasuki awal tahun 2025, kasus penyakit mulut dan kuku hewan ternak mulai mewabah sehingga pihaknya berupaya melakukan pencegahan penyakit itu.
"Lonjakan kasus PMK diperkirakan mulai Oktober 2024 dengan penyebab utama masuknya hewan ternak baru dari luar daerah yang belum divaksin," katanya.
Menurut dia, berdasar data Dinas Pangan dan Pertanian awal 2025 tercatat ada 25 sapi, 14 kambing, dan empat domba sudah terinfeksi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.
"Kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak dimungkinkan bisa bertambah karena ketersediaan vaksin yang masih terbatas. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng untuk mendapatkan alokasi tambahan vaksin," katanya.
Syam Manohara mengatakan hewan ternak yang sudah mendapatkan vaksin akan relatif aman kondisi kesehatannya.
Namun, kata dia, hewan ternak yang baru didatangkan dari Jawa Timur dan Lampung akan membawa risiko besar terhadap penyakit mulut dan kuku.
Ia mengatakan kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak ini terdeteksi di beberapa wilayah desa seperti Silurah, Sodong, Kecamatan Wonotunggal, dan Kebaturan Kecamatan Bawang.
"Sebelum Oktober 2024, kami mencatat tidak ada satu pun kasus penyakit mulut dan kuku di wilayah itu. Untuk langkah darurat, kami mengimbau peternak melakukan pemisahan ternak baru dengan ternak lama," katanya.
Dokter Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Ambar Puspitaningsih mengatakan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak tidak menular pada manusia.
"Jika penanganan daging dan jeroan dilakukan dengan baik, produk tersebut tetap aman dikonsumsi manusia," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta optimalkan pengobatan pada kasus PMK