Jakarta (ANTARA) - Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengaku menjadi lebih mandiri selama menjalani masa karantina tertutup di pelatnas PBSI yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur.
Sejak pulang dari turnamen All England 2020, atau tepatnya 15 Maret 2020, Jonatan beserta atlet-atlet lainnya menjalani karantina tertutup di asrama pelatnas PBSI guna mencegah penyebaran COVID-19.
“Selama karantina, apalagi turnamen bulu tangkis juga sedang vakum, sekarang jadi lebih mandiri. Semua atlet di asrama, perempuan maupun laki-laki, kebagian jadwal piket,” kata Jonatan secara live melalui media sosial instagram bersama @badminton.ina, Minggu.
Lebih lanjut, pria yang lebih akrab disapa Jojo itu menerangkan setiap hari, ada jadwal piket untuk satu regu yang terdiri dari tiga hingga empat orang. Setiap regu pun diwajibkan untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan.
Baca juga: Jonatan Christie beberkan enam lawan terkuat yang pernah dihadapi
Baca juga: Taufik Hidayat tidak ingin anaknya menjadi atlet
Namun, sambung dia, khusus untuk tugas mencuci baju harus dilakukan secara mandiri oleh masing-masing penghuni asrama tersebut.
“Setiap hari, setiap regu piket itu diwajibkan untuk melaksanakan tugas-tugas, diantaranya menyapu, mengepel lantai, membuang sampah serta menyikat kamar mandi. Kalau mencuci baju dilakukan sendiri-sendiri,” ujar Jojo.
Sementara itu, di waktu senggang, pemain jebolan klub bulu tangkis PB Tangkas Jakarta itu mengaku senang menghabiskan waktu dengan kegiatan memasak, membuat minuman kesukaannya, smoothies.
“Kalau masak makanan, butuh banyak bahan dan susah mencarinya, lagi pula disini sudah ada koki. Jadi, saya membuat smoothies saja, mudah dan sederhana. Saya buat minuman itu untuk menjaga kesehatan sekaligus menjaga berat badan saya,” ungkap Jojo.
Baca juga: Mengenang 37 tahun laga legendaris Icuk Sugiarto kontra Liem Swie King
Baca juga: Fajar Alfian ingin puasa sebulan penuh selama karantina pelatnas