Oleh karena itu, jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah bersama kabupaten/kota setempat menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk serta jentik nyamuk guna mengantisipasi meningkatnya jumlah pasien penderita DBD.
"Penanggulangan DBD yang paling tepat dan sederhana adalah melakukan tindakan preventif berupa pemberantasan sarang nyamuk serta jentik nyamuk dengan melibatkan juru pemantau jentik di tiap rumah, sekolah, maupun kantor," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Rabu.
Baca juga: DBD renggut 37 jiwa di NTT
Ia menyebutkan jumlah pasien penderita DBD di Jateng pada periode Januari 2020 hingga awal Maret 2020 tercatat sebanyak 1.227 orang, 17 orang di antaranya meninggal dunia. atau 3,53 kasus per 100 ribu jiwa penduduk.
Dari 35 kabupaten/kota se-Jateng, jumlah pasien DBD terbanyak di Kabupaten Cilacap dengan 146 kasus dan dua kematian, kemudian Kabupaten Jepara 104 kasus, dan Kota Semarang 85 kasus.
"Penyebaran penyakit DBD di Jateng hampir merata di 35 kabupaten/kota," ujarnya.
Baca juga: Puncak musim hujan, masyarakat Kota Magelang diminta waspada DBD
"Setelah itu akan turun pada April, lalu Oktober naik lagi, begitu terus. Yang perlu diwaspadai saat ini kita masuk siklus 10 tahunan DBD. Tahun ini semoga kecenderungannya menurun," katanya.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Wongsonegoro Semarang Eko Krisnarto mengatakan bahwa pihaknya sudah merawat
"Pada Januari 2020 kami merawat 59 pasien DBD, Februari 92 pasien DBD, dan Maret 31 pasien DBD," ujarnya.
Baca juga: 52 kasus DBD di Cilacap, satu orang meninggal
Baca juga: Lima kecamatan di Semarang peroleh atensi soal demam berdarah