Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengendalikan penyakit dengan menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di sela peringatan ke-55 Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang dimeriahkan Ketoprak dengan lakon Nginceng Wong Meteng di Wisma Perdamaian, Semarang, Selasa malam.
"Presiden telah menginstruksikan pelaksanaan Germas melalui Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tentang Germas. Di Jawa Tengah, instruksi Presiden telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur nomor 35 tahun 2017 tentang Germas di Jawa Tengah. Berdasarkan Inpres dan Pergub tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah bersama OPD Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah intensif melaksanakan Germas di seluruh pelosok kabupaten/kota se Jawa Tengah," kata Yulianto.
Ia menegaskan bahwa Germas bertujuan mengendalikan berbagai penyakit melalui perubahan perilaku untuk lebih bersih dan sehat, karena beban penyakit yang menyebabkan membengkaknya pengeluaran negara untuk mengobati dan merawat para pasien.
Gerakan hidup sehat tersebut, caranya dengan membiasakan diri beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari, membiasakan diri mengonsumsi beragam sayur dan buah lokal, cek kesehatan rutin, memberikan ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan, dan mengeyahkan asap rokok.
"Dengan Germas diharapkan masyarakat menjadi lebih sehat, sehingga mengurangi beban negara. Germas juga diharapkan membuat masyarakat menjadi lebih sehat, lebih bugar dan lebih produktif, sehingga kita menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi. Oleh karena itu Gerakan ini dilaksanakan secara massive repetitif (massal berkesinambungan)," katanya.
Jawa Tengah, tambah Yulianto, juga telah menerima predikat sebagai provinsi terbaik untuk Edukasi Germas dan Perilaku Hidup Sehat tingkat nasional tahun 2019 dan salah satu upaya edukasi Germas adalah melaui film yang disebar di berbagai slauran medsos.
Film merupakan media promosi kesehatan yang paling diminati masyarakat dan paling sesuai dengan kondisi teknologi komunikasi saat ini karena pesan kesehatan lebih mudah dipahami dan mengena di hati masyarakat, sehingga masyarakat penonton film akan tergerak mengikuti pesan yang disampaikan pada film tersebut.