"Perlu ada edukasi yang masif kepada keluarga pasien dengan gangguan jiwa, untuk tidak melakukan pasung terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis.
Orang nomor satu di Jateng itu mengaku diperlukan dukungan dari masyarakat agar Program Indonesia Bebas Pasung bisa berhasil pada tahun ini.
Baca juga: Waduh...Hampir Seribu Kasus Pasung di Jateng
Bahkan, lanjut dia, dukungan keluarga penderita juga sangat dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan dan mencegah kekambuhan guna mengantisipasi adanya pemasungan.
Bahkan, lanjut dia, dukungan keluarga penderita juga sangat dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan dan mencegah kekambuhan guna mengantisipasi adanya pemasungan.
Menurut Ganjar, masyarakat yang masih melakukan pasung terhadap penderita gangguan jiwa itu dilatarbelakangi sejumlah alasan, salah satu adalah faktor keamanan.
"Mencegah melalui edukasi di keluarga, dan berikutnya kita senang kalau masyarakat bisa melaporkan sehingga bisa kita tangani. Inovasi-inovasi yang dilakukan beberapa rumah sakit sudah berjalan, dan kemarin menjadi salah satu pemenang," ujarnya.
Baca juga: Mensos: Indonesia Bebas Kasus Pasung 2019
Rumah Sakit Jiwa yang ada di Kota Surakarta, kata dia, bahkan tidak hanya berbicara mengenai pemasungan, tapi orang-orang yang punya potensi pasung ditangani dengan manusiawi.
Rumah Sakit Jiwa yang ada di Kota Surakarta, kata dia, bahkan tidak hanya berbicara mengenai pemasungan, tapi orang-orang yang punya potensi pasung ditangani dengan manusiawi.
"Maka kalau mau bebas pasung, masyarakat
diedukasi untuk melaporkan biar kita tangani," katanya.
Selain itu, masyarakat juga harus disosialisasi bagaimana cara merawat pasien gangguan jiwa setelah pasung dilepas karena jika keluarga penderita gangguan jiwa tidak mendapat pemahaman akan berakibat pada upaya penyembuhan setelah pasung dilepas tidak optimal.
"Oleh karena itu, silakan lapor ke pemerintah biar ditangani dengan baik dan manusiawi. Ini sangat penting," ujarnya.