Semarang (ANTARA) - Provinsi Jawa Tengah meraih nilai A dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi karena dinilai berhasil melakukan efisiensi anggaran pada APBD 2018 hingga Rp1,2 triliun dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Berdasarkan keterangan pers yang diterima Antara di Semarang, Selasa, penghargaan atas prestasi yang diraih Pemprov Jateng itu diserahkan langsung Menteri PAN-RB Syafruddin kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Makassar.
Syafruddin mengatakan bahwa Provinsi Jateng juga berhasil menaikkan nilai evaluasi dari semula BB menjadi A.
"Ini merupakan SAKIP Award yang ketiga dan Jateng merupakan satu-satunya provinsi yang mendapat predikat A di wilayah III ini, namun di wilayah lain, masih ada tiga provinsi lain di Indonesia yang memperoleh nilai A yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.
"Efisiensi anggaran atas penggunaan SAKIP ini, paling besar nilai efisiensinya adalah Provinsi Jateng, kemudian nomor duanya baru Yogyakarta,” katanya.
Melalui SAKIP, lanjut dia, Provinsi Jateng berhasil memangkas ribuan kegiatan selama 2018 atau sekitar 80,84 persen kegiatan, dari yang semula 4.646 kegiatan menjadi 890 kegiatan saja.
Selain itu, Jateng sendiri juga mengembangkan perencanaan kegiatan terintegrasi melalui Government Resources Management System (GRMS).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan keberhasilan meraih nilai A karena pihaknya belajar dari tahun sebelumnya dan mencoba menyerap strategi provinsi lain sehingga mampu mencapai hasil maksimal.
"Tinggal bagaimana komitmen kita semua untuk bersama-sama memperbaiki akuntabilitas dan kinerja," ujarnya.
Mengenai efisiensi anggaran Provinsi Jateng yang paling tinggi dibandingkan provinsi lain, menurut Ganjar hal itu bukan sesuatu yang harus dilebih-lebihkan.
"Sebenarnya bukan tidak bagus tingkat efisiensi di provinsi-provinsi lain, tapi mungkin mereka lebih duluan lebih efisien dibandingkan Jateng," katanya.
Ganjar menambahkan cara tepat untuk melakukan efisiensi anggaran adalah mulai dari perencanaan yang baik, mengukur kinerja, memastikan program-program yang dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan perencanaan.
"Mengukurnya secara teknis gampang yaitu apa program yang ada di depan maka dilihat bentuk kegiatan akhirnya apa. Kemudian kita kurangi kegiatan-kegiatan duplikasi, kegiatan yang tidak penting kita kurangi juga dan itu ternyata membuat efisiensi yang tinggi. Kuncinya sebenarnya adalah konsistensi dan rajin memelototi sebuah perencanaan hingga pelaksanaan," ujarnya.
Dengan diterapkannya SAKIP, kata Ganjar, maka terjadi sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang terukur serta akuntabel dan yang paling penting dapat mengurangi kebocoran anggaran.
"Efisiensi itu bisa kita alihkan untuk anggaran pendidikan dan kita bisa berikan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan sumber daya manusia," katanya.
Sementara itu, hampir seluruh kepala daerah kabupaten/kota di Jateng juga turut menghadiri SAKIP Award 2018 di Makassar.
Seluruh kabupaten/kota di Jateng itu meraih penilaian B pada SAKIP Award 2018, sedangkan Kabupaten Banyumas, Cilacap, Wonogiri, dan Kota Pekalongan meraih penilaian atau predikat BB. (LHP)