Purbalingga surplus 53.381 ton beras tahun 2017
Purbalingga, (Antaranews Jateng) - Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada tahun 2017 surplus beras hingga 53.381 ton, kata Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Lily Purwati
"Sampai akhir Desember 2017, luasan panen di Purbalingga mencapai 42.119 hektare dengan produktivitas rata-rata 55,72 kuintal per hektare?yang diproduksi menjadi gabah kering giling (GKG)? sebesar 234.681 ton yang setara 132.759 ton beras," katanya usai panen padi di Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Minggu.
Panen padi tersebut dihadiri Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Surachman Suwardi, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Harwanto, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga Widiyono, serta sejumlah pejabat lainnya.
Lebih lanjut, Lily mengatakan kebutuhan beras untuk masyarakat Purbalingga?selama satu tahun sebanyak 79.378 ton sehingga surplus 53.381 ton.
"Pada tahun 2016 surplus hanya sekitar 51 ribu ton namun tahun 2017 mencapai 53.381 ton. Jadi ada peningkatan," tegasnya.
Menurut dia, keberhasilan itu tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, pendampingan dari TNI, penyuluh, dan kelompok tani.
Terkait dengan kegiatan panen di Desa Gembong, dia mengatakan luasan tanaman padi yang dipanen mencapai 20 hektare milik Kelompok Tani Sri Rahayu.
"Lahan sawah di sini bisa panen hingga tiga kali dalam setahun dan ini merupakan panen yang ketiga. Kemarin dari hasil penghitungan ubinan, produksinya mencapai 6,8 ton per hektare," katanya.
Menurut dia, varietas yang ditanam berupa Pak Tiwi yang tahan wereng meskipun area persawahan lainnya terserang hama itu.
Sementara itu, Asekbang Sekda Purbalingga Widiyono mengatakan Pemkab Purbalingga sangat mendukung program ketahanan pangan khususnya padi yang didukung dengan alokasi anggaran dari APBD.
"Terkait dengan irigasi, sebagian sawah di Kabupaten Purbalingga sudah ditunjang dengan irigasi teknis," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2018, pihaknya berencana membangun jaringan irigasi dari Bendungan Slinga untuk mengairi 6.000 hektare sawah.
"Sampai akhir Desember 2017, luasan panen di Purbalingga mencapai 42.119 hektare dengan produktivitas rata-rata 55,72 kuintal per hektare?yang diproduksi menjadi gabah kering giling (GKG)? sebesar 234.681 ton yang setara 132.759 ton beras," katanya usai panen padi di Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Minggu.
Panen padi tersebut dihadiri Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Surachman Suwardi, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Harwanto, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga Widiyono, serta sejumlah pejabat lainnya.
Lebih lanjut, Lily mengatakan kebutuhan beras untuk masyarakat Purbalingga?selama satu tahun sebanyak 79.378 ton sehingga surplus 53.381 ton.
"Pada tahun 2016 surplus hanya sekitar 51 ribu ton namun tahun 2017 mencapai 53.381 ton. Jadi ada peningkatan," tegasnya.
Menurut dia, keberhasilan itu tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, pendampingan dari TNI, penyuluh, dan kelompok tani.
Terkait dengan kegiatan panen di Desa Gembong, dia mengatakan luasan tanaman padi yang dipanen mencapai 20 hektare milik Kelompok Tani Sri Rahayu.
"Lahan sawah di sini bisa panen hingga tiga kali dalam setahun dan ini merupakan panen yang ketiga. Kemarin dari hasil penghitungan ubinan, produksinya mencapai 6,8 ton per hektare," katanya.
Menurut dia, varietas yang ditanam berupa Pak Tiwi yang tahan wereng meskipun area persawahan lainnya terserang hama itu.
Sementara itu, Asekbang Sekda Purbalingga Widiyono mengatakan Pemkab Purbalingga sangat mendukung program ketahanan pangan khususnya padi yang didukung dengan alokasi anggaran dari APBD.
"Terkait dengan irigasi, sebagian sawah di Kabupaten Purbalingga sudah ditunjang dengan irigasi teknis," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2018, pihaknya berencana membangun jaringan irigasi dari Bendungan Slinga untuk mengairi 6.000 hektare sawah.