Dalam studi itu, peneliti meminta sekitar 100 orang partisipan untuk menonton drama televisi atau film dokumenter, sebelum mereka menjalani tes psikologis. Tes yang ini bertujuan mengukur kecerdasan emosi partisipan.
Di akhir tes, mereka menemukan, partisipan yang menonton drama fiksi mendapatkan hasil tes lebih baik dibandingkan mereka yang menonton tayangan nonfiksi.
Peneliti mengungkapkan, narasi fiksi dapat membuat penontonnya melihat masalah dari berbagai perspektif. Karena tidak semua emosi karakter diperlihatkan, maka penonton seakan dipaksa menebak-nebak perasaan dan pemikiran karakter itu.
Dengan kata lain, saat seseorang menonton tayangan yang menggugah emosi, maka ini bisa melatihnya bersimpati pada orang lain. Demikian seperti dilansir Health.com.