Hal ini berarti, aroma tubuh seseorang akan lebih wangi seiring jumlah keringatnya meningkat. Sistem ini diciptakan dengan memasukkan mewangian dalam cairan ion (garam berbentuk cair) yang tak berbau.
"Cairan ion" ini lalu mengeluarkan aromanya saat kontak dengan air, sehingga memungkinkan lebih banyak aroma parfum keluar mengenai kulit pemakainya. Menurut peneliti, sistem ini juga mampu menghilangkan bau badan akibat keringat.
Senyawa tiol yang bertanggung jawab pada keringat ditarik oleh cairan ion, sehingga kehilangan potensinya.
"Ini merupakan terobosan yang menggunakan sistem cairan ion terbaru untuk mengeluarkan material. Tak hanya berpotensi bagi keperluan komersial, misalnya untuk parfum dan krim kosmetik, namun sistem ini juga dapat digunakan untuk area lain ilmu pengetahuann," kata ketua proyek, Dr. Nimal Gunaratne, seperti dilansir laman publik Queen's University Belfast.
Berita Terkait
Peneliti RI di Jerman ungkap temuan kunci masa depan sistem pangan nasional
Kamis, 17 Oktober 2024 19:48 Wib
Peneliti Bussinessfirst: Rekomendasi Pansus tertolak Indeks Kepuasan Jamaah
Rabu, 2 Oktober 2024 12:57 Wib
Peneliti : Luthfi-Yasin bisa ancam dominasi PDI-P di kandang banteng
Jumat, 27 September 2024 22:06 Wib
Peneliti berbagai perguruan tinggi bahas ketahanan pangan di Unsoed
Rabu, 31 Juli 2024 15:38 Wib
Peneliti Undip kembangkan alat pengering untuk industri teh hijau
Kamis, 18 Juli 2024 8:28 Wib
Dosen Unsoed jadi peneliti tamu di FIO-MNR China
Selasa, 9 April 2024 14:24 Wib
Peneliti BRIN dan Tiongkok eksplorasi kekayaan laut Palung Jawa
Minggu, 24 Maret 2024 16:05 Wib
Kemenkes terjunkan tim peneliti jenis virus nyamuk DBD Jepara
Senin, 11 Maret 2024 20:35 Wib