Saat meresmikan diorama tersebut, Rabu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia tidak lepas dari perjuangan Jenderal Soedirman.
Oleh karena itu, kata dia, Jenderal Soedirman sudah selayaknya mendapat penghargaan dan menjadikan perjuangannya menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.
"Generasi muda harus meniru sikap kesederhanaan, rela berkorban, dan kegigihan Jenderal Soedirman agar Indonesia ke depan menjadi lebih baik," katanya.
Terkait hal itu, dia meminta seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan camat untuk mengajak warga dan pelajar mengunjungi Museum Panglima Besar Soedirman.
Pengelola Museum Panglima Besar Soedirman, Hasto Wisnu Prabowo mengatakan bahwa di dalam museum yang terdiri atas dua lantai itu menyajikan 22 diorama perjalanan, perjuangan, dan berbagai tempat bersejarah yang pernah didatangi Jenderal Soedirman.
Menurut dia, diorama-diorama tersebut menceritakan pendidikan Soedirman sejak TK, "Hollandsch-Inlandsche School" (HIS), dan "Meer Uitgebreid Lager Onderwijs" (MULO) Wiworotomo di Cilacap.
Selain itu, kata dia, diorama yang menggambarkan aktivitas Soedirman dalam kegiatan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan Hizbul Wathon (HW) serta perjuangan maupun prestasinya dalam kemiliteran.
"Di lantai atas berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945, relief perjuangan Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta dari kekuasaan penjajah Belanda, dan patung Panglima Besar Jenderal Soedirman," katanya.
Museum Panglima Besar Soedirman yang berlokasi di pinggir Sungai Logawa dan berada di tepi jalan utama Purwokerto-Jakarta serta berjarak sekitar 3 kilometer ke arah barat dari Purwokerto itu semula hanya menyajikan foto-foto dokumentasi.
Dengan adanya diorama diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Museum Panglima Besar Soedirman.