"Tarhil Shumaysi ricuh, orang-orang Afrika mengamuk dan merusak tahanan (maksudnya karantina imigrasi, red.) dan memaksa penghuni di tempat itu keluar tahanan, bahkan sipir kabur dari lokasi itu," kata pemerhati TKI Syech Razie Ali Maula Dawilah yang baru menerima kabar dari salah satu WNI overstayer yang berada di Jawazat Tarhil, Kamis.
"Saya sudah sampaikan kepada WNI/TKI overstayer di Tarhil untuk tetap tenang. Saya minta mereka keluar dari tahanan dan berkumpul sesama TKI," kata Razie.
Mantan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi itu khawatir, kalau terjadi pembakaran, WNI yang berada di dalam akan menjadi korban, apalagi kaca dan closed-circuit television (cctv) di Tarhil diduga dipecah oleh warga Afrika.
"Kontak person kami sedang mengarahkan TKI supaya tidak terprovokasi dan juga tidak menjadi korban. Tetap berkumpul di sudut aman, sampai keadaan kondusif," pesannya kepada AZ (26) asal Jawa Barat, penghuni karantina imigrasi tersebut.
Pada saat pesan singkat ini diterima Antara Jateng, Kamis petang, Razie mengabarkan tentara keamanan sudah berada di Jawazat Tarhil. Mereka yang bersenjata lengkap, mulai masuk karantina imigrasi tersebut, sementara TKI masih di dalam tahanan karena takut.
Informasi lain dari Ninik Andrianie, pemerhati TKI yang juga inisiator pembentukan Tim Pemantau Amnesti Arab Saudi menceritakan bahwa TKI overstayer di Kamar 55 tidak bersedia mengikuti kehendak warga Afrika keluar kamar dan bergabung demo.
Mereka lalu memecahkn kaca jendela yang relatif tebal. Entah dapat dari mana mereka bawa besi besar. Kamera cctv yang dekat kamar pun mereka pecah.
"Warga negara Pakistan juga bergabung ikut demo, tetapi tidak jelas permintaan mereka apa? Satu jam berselang, suara riuh, lalu polisi bersenjata datang mengamankan dan sekarang sudah terkendali," katanya.
Akibat kejadian tersebut, kata KW--Ketua Kamar A/61--kepada Ninik via SMS, sampai saat ini 55 penghuni di kamar itu belum menerima makan siang atau terlambat kurang lebih tiga jam.
WNI berinisial MD dari Kamar 70 menceritakan bahwa kericuhan tersebut terjadi di gang dekat tempatnya tinggal. Warga Afrika, Sudan, dan Nigeria diduga merusak mobil petugas dan memukuli sipir.
Mereka pun bertanya ada sipir di kamar para TKI overstayer tersebut.

