Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah menilai semangat gotong royong menjadi kunci sukses dalam upaya mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat, dan terbebas dari stunting menuju Indonesia Emas 2045.
"Iya, alhamdulillah dalam perayaan Hari Anak Nasional kami umumkan bahwa capaian program Genting di Batang menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah," kata Bupati Batang Faiz Kurniawan di Batang, Rabu.
Menurut dia, kesuksesan dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting ini tidak lepas dari sinergi kuat lintas sektor mulai dari peran aktif TP PKK, Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, hingga sejumlah organisasi perangkat daerah yang konsisten menggandeng pihak swasta melalui skema tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).
"Gotong royong jadi kunci, termasuk kepedulian masyarakat Batang yang luar biasa, mau membantu tetangganya, itu yang bikin kita semangat," katanya.
Ia mengatakan program Genting tidak sekadar fokus pada penuntasan balita stunting, tetapi juga menyasar pada ibu hamil dan remaja pra-nikah dengan pemberian makanan beragam mulai makanan bergizi, susu, hingga telur setiap hari.
"Semua ini perlu dilakukan dalam semangat kolaborasi untuk mengentaskan sekitar empat ribu balita yang terindikasi stunting atau sekitar 7,7 persen dari total anak di daerah ini," katanya.
Ia menjelaskan dari 4.000 anak tersebut akan dipilah lagi karena program Genting bukan sekadar proyek pencitraan melainkan sebuah gerakan moral yang mencerminkan kesungguhan seluruh elemen masyarakat dalam melindungi masa depan anak-anak.
"Kami akan memprioritaskan yang stunting sekaligus berasal dari keluarga tidak mampu. Stunting bukan soal angka tetapi hal itu menyangkut soal nasib anak-anak sehingga apabila dicuekin maka kualitas SDM ke depan bisa rusak," katanya.
Faiz Kurniawan berpesan seluruh anak-anak di daerah bisa mendapatkan akses pendidikan terbaik dan mengajak warga untuk lebih peka, saling bantu, dan tidak menutup mata pada kondisi sekitar.
"Melalui program Genting ini, mari kita pastikan tidak ada anak yang tertinggal karena gizi. Kita kawal pertumbuhan mereka, kita dampingi keluarganya," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang berharap RS swasta jadi alternatif layanan kesehatan

